Presiden Yaman Rashad Al Alimi yabg menjabat sebagai Ketua Dewan Kepresiden (PLC) dilaporkan walk out saat Presiden Iran Ebrahim Reisi menyampaikan pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-bangsa atau UNGA.
Al Alimi menggantikan posisi presiden sebelumnya Mansour Hadi usai mengundurkan diri dari jabatannya.
Hubungan antara pemerintahan Yaman yang diakui PBB dengan Iran kurang baik karena dugaan Tehran mendukung kelompok Houthi yang mendirikan pemerintahan tandingan di Sanaa usai menguasai ibukota Yaman tersebut.
Pemerintahan Al Alimi berpusat di Aden yang menjadi ibukota sementara mereka.
Uniknya ibukota Aden sendiri tidak dalam kekuasaan pasukan pemerintah setelah pasukan yang loyak kepada separatis Yaman Selatan (STC) mengambil alih kekuasaan.
Meski begitu, usai perdamaian pimpinan STC dimasukkan menjadi salah satu anggota dewan kepresiden yang disebut di atas di bawah pimpinan Al Alimi.
Iran menyangkal memberikan dukungan militer kepada kelompok Houthi atau Ansharullah yang diakuinya sebagai pemerintahan yang sah di Yaman.
Walau begitu berbagai laporan menyebut kehadiran penasihat militer di Sanaa dan adanya kesamaan bentuk senjata dan drone dari Iran dengan milik Houthi.
Konflik Yaman telah menewaskan lebih dari 300 ribu korban jiwa.
Sebagainana dilaporkan, politik Yaman menjadi uni dengan dua pemerintahan federal. Masing-masing mencetak uang sendiri dan tidak saling mengakui. Kelompok Houthi mencetak uangnya di Rusia.
Meski kedua pemerintahan ini saling bersaing, namun dalam kenyataanya terjadi pembelotan antara satu sama lain. Misalnya seorang menteri yang mengundurkan diri di Aden bisa tiba-tiba direkrut Houthi menjadi menteri di pemerintahan penyelamat yang mereka bentuk dan begitu juga sebaliknya.
Hanya Iran dan Suriah yang mengakui pemerintahan Houthi. Bahkan Rusia mengakui pemerintahan Aden meski secara tidak langsung tetap menjalina hubungan ekonomi dengan Sanaa.
0 comments:
Post a Comment