Sejumlah Konglomerat Mendapat Keuntungan dengan Naiknya Houthi ke Kekuasaan di Yaman

Kelompok Houthi dilaporkan meraup keuntungan besar saat naik ke kekuasaan di Sanaa dan mengusir pemerintah yang sah.

Berbagai laporan menyebut bahwa kelompok Houthi menyita terlebih dahulu aset lembaga negara sebagai pampasan perang sebelum diserahkan untuk dikelola kembali oleh pemerintahan penyelamat bentukan mereka sendiri dengan koalisi bersama Partai Kongres Rakyat Umum besutan eks Presiden Abdullah Saleh.

Penyitaan ini tidak saja ke aset lembaga negara tapi juga milik swasta atau lawan politik mereka.

PM Abdulaziz bin Habtour dari Partai Kongres Rakyat Umum di pemerintahan Houthi pernah mengancam akan mengundurkan diri saat aset sebuah BUMN yang mengelola dana pensiunan disita oleh Houthi sebagai pampasan perang sebelum diserahkan kembali dikelola negara dengan aset dimulai dari nol.

Kekayaan Houthi atau Ansharullah saat ini diperkirakan menyamai APBN Yaman versi Sanaa karena mereka juga mempunyai sistem keuangan paralel dengan negara.

Walau begitu, banyak juga konglomerat yang diuntungkan dengan naiknya Houthi ke kekuasaan. 

Di antara mereka dapat dilihat dalam daftar konglomerat dan holding perusahaan yang masuk dalam daftar hitam Arab Saudi dengan tuduhan berkolusi dan mendapat manfaat dari kelompok Syiah Zaidiyah tersebut.

Berikut daftar konglomerat Yaman yang dituduh mendapat keuntungan masif di pemerintahan Houthi.

1. Salih bin Mohammad bin Hamad bin Shaji'. 

Dia merupakan pengusaha Yaman, yang memiliki sejumlah perusahaan ekspor dan impor. 

Perusahaannya diduga terlibat dalam proyek pengadaan senjata dan amunisi ke Houthi dan sejumlah milisi lainnya. 

2. Nabil bin Abdullah bin Ali Alwazeer.

Seorang konglomerat Yaman yang mempunyai jaringan perusahaan di sektor perdagangan minyak seperti Alzahraa.

3. Ismail bin Ibrahim Alwazeer.

Pengusah Yaman yang mengelola beberapa perusahaan di bidang moneter dan mendapat sejumlah kontrak proyek dengan Houthi.
4. Qusai bin Ibrahim Alwazeer.

Pengusaha Yaman di sektor ekspor dan impor khususnya antara Yaman dan Iran. 

Diantara klien usahanya adalah korps pengawal revolusioner Iran. Dia adalah pendiri perusahaan "Fuel Oil" untuk mengimpor produk turunan minyak yang dikelola Houthi.

5. Ali bin Nasser Qarshah. 

Seorang konglomerat Yaman pemilik  perusahaan "Black Gold", dan perusahaan minyak lainnya.

6. Zaid bin Ali bin Yahya Alsharafi.

Konglomerat Yaman pemilik grup usaha "Silm Road" untuk perdagangan dan ekspor impor komoditas serta perusahaan "Oil Primer". 

Dia juga mengelola perusahaan "Azal", dan dia adalah anggota dewan direksi perusahaan "Sam Oil" untuk perdagangan dan layanan minyak Iran-Yaman.

7. Abdullah bin Abkar Abdulbari.

Pengusaha Yaman, pendiri perusahaan "Abkar Oil Services", dan bekerja sama dengan milisi teroris "Houthi" di bidang impor minyak Iran.

8. Saddam bin Ahmad bin Mohammad Alfaqih.

Pengusaha Yaman pemilik "Sam Oil" untuk perdagangan dan jasa minyak. Dia juga menjabat dewan direksi di grup usaha "Alfaqih International" untuk perdagangan, industri dan jasa minyak.

Arab Saudi juga memberikan sanksi ke sejumlah perusahaan holding Yaman karena melakukan transaksi bisnis dengan Houthi termasuk:

1. Perusahaan Minyak 1-Sam untuk Perdagangan dan Layanan Minyak.

Perusahaan tersebut berlokasi di Republik Yaman. Ia bekerja untuk mengimpor minyak Iran dan menyediakan fasilitas keuangan untuk milisi teroris "Houthi".

2. Grup Usaha Alzahraa.

3. Yaman Towers Company dan Black Gold Company.

4. Fuel Oil Company untuk Mengimpor Turunan Minyak.

5. Silm Road Company untuk Perdagangan dan Impor.

6. Abkar Oil Services Company.

7. Alfaqih Perusahaan Internasional untuk Perdagangan, Industri, dan Layanan Minyak.

8. Saba International Tobacco Company LTD.

Sebuah grup usaha rokok dan diduga menyediakan fasilitas keuangan untuk milisi teroris "Houthi".

9. Oil Primer Company.

10. Yaman Abot Trading Company LTD.

11. Sahari untuk Perusahaan Pertukaran dan Pengiriman Uang.

Share on Google Plus

About Admin2

Berita Dekho (www.beritadekho.com) merupakan media nasional yang pada awalnya didirikan untuk mempromosikan potensi alumni Indonesia yang pernah kuliah dan menimba ilmu di India dan negara-negara Asia Selatan. Lihat info selanjutnya di sini

0 comments:

Post a Comment

loading...