Mayjen Ali Mohsen Saleh Al Ahmar merupakan wakil presiden Yaman di era Presiden Abd Rabbuh Mansour Hady.
Meski keduanya adalah kader dan pendiri Partai Kongres Rakyat Umum, namun keduanya diberitakan dekat dengan Partai Al Islah yang sebelumnya juga hanya sebuah undebow Partai Kongres.
Usai Presiden Hady menyerahkan kekuasaan ke Presiden Rashad Al Alimi ketua Dewan Presidium Yaman (PLC), banyak media mulai berani membongkar sosok Mayjen Ali Mosen Al Ahmar yang merupakan sepupu jauh mantan Presiden Abdullah Saleh ini.
Dalam penyitaan hartanya oleh kelompok Houthi di Sanaa, terlihat kekayaan Ali Mohsen sangat fantastik.
Sebuah istana mewah dikelilingi oleh berbagai villa moderen milik anggota keluarganya diliput besar-besaran oleh media massa.
Di Yaman, seorang jenderal menjadi kaya tidak mengherankan karena biasanya mereka juga adalah pengendali dan pemilik saham perusahaan-perusahaan yang dikelola militer.
Mayor Jenderal Ali Mohsen Saleh al-Ahmar - seorang tokoh mitos yang tidak banyak diketahui warga biasa Yaman, meskipun dia adalah pencipta sejumlah peristiwa paling menarik dalam sejarah Yaman.
Namun, mereka yang mengenalnya tidak dapat melupakan bahwa dia adalah seorang tentara yang memulai karirnya sebagai kapten untuk mewujudkan setiap impian hidupnya pada tahun 1974 “menjadi ajudan Syekh Abdullah bin Hussein Al-Ahmar," pendiri Partai Al Islah dan Ketua MPR Yaman di beberapa periode.
Syeikh Abdullah bin Hussein merupakan anak dari Husein bin Nasser al-Ahmar seorang tokoh politik yang dieksekusi pada era Imam Ahmad bin Yahya, Raja Syiah Zaidiyah Yaman saat itu.
Abdullah bin Hussein yang kemudian menjadi seorang Sunni ikut mendukung kelompok republik mengkudeta Raja walau tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya.
Siapakah Ali Mohsen Al Ahmar? Siapa yang membuatnga sangat berpengaruh? Dan mengapa Kementerian Dalam Negeri pernah mengadukannya ke presiden? Apa perannya dalam membangun kerajaan bisnis di Yaman? Dan apa kisah hubungannya dengan dengan Irak? Apa rahasia di balik bergabungnya dia dalam arena demo massa yang menuntut pengunduran diri sepupunya Presiden Saleh?
Menurut sejumlah media Yaman, pundi-pundi Ali Mohsen dan Kabilah Al Ahmar mulai terisi saat dia menjabat sebagai petugas untuk mengelola harta eks Kerajaan Dinasti Yahya Muhammad Hamid ed-Din yang telah disita oleh negara.
Dinasti ini memerintah Yaman selama tiga generasi. Raja terakhir Yaman adalah Muhammad al-Badr.
Ali Mohsen mengendalikan perusahaan pengelola aset eks kerajaan khususnya yang berlokasi di ibukota Sanaa.
Hasilnya sebuah aset gunung di ibu kota Sanaa beralih kepemilikan ke perusahaannya. Termasuk di dalamnya sebuah tanah eks pangkalan tentara bernama Kota Al Lail.
Properti tersebut menjadi modal usaha sang jenderal saat dijual secara retail ke konsumen karena posisinya yang strategis.
Bisnisnya semakin melebar dengan pengelolaan kawasan ekonomi "Mathbah" di Sana'a. Di kawasan itu dia membangun pasar grosir, Mall Mathbah dan pusat perdagangan pertanian yang menjadi pemasok utama produk pertanian di Yaman.
Dia juga mengakuisisi sejumlah properti tanah dari Tariq Abu Lahoum - Ketua Dewan Universitas Sains dan Teknologi, yang terletak di sebelah tenggara universitas. Ali Mohsen praktis menjadi tuan tanah terkemuka yang memiliki kepemilikan tanah di hampir semua wilayah Provinsi Sanaa.
Selain menguasai tata niaga besi konstruksi, mengelola sejumlah perusahaan perikanan laut dan perusahaan investasi, Ali Mohsen Al Ahmar juga dikenal memiliki akses kuat atas semua kegiatan keluar masuk produk ekspor dan impor di pelabuhan Dhubab, sebuah kota pantai kecil di provinsi Taiz.
Diduga Ali Mohsen mengendalikan bisnis ekspor persenjataan melalui akses ke pelabuhan ini. Konsumennya di antaranya pemerintah Somalia dan Ethiopia dan beberapa milisi yang beroperasi di kedua negara.
Dia juga memiliki perusahan keamanan di pelabuhan yang diduga menerima sejumlah besar uang (dalam komisi) untuk semua transaksi perdagangan senjata.
Sebuah laporan investigasi dan terperinci diterbitkan oleh "Naba News" pada tanggal 1 November 2010 juga menyinggung akses perusahaan Ali Mohsen di perdagangan senjata melalui pelabuhan Dhubab tersebut.
Namun, sebuah penggerebekan dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional pada tanggal 6 November di pelabuhan Dhubab, mengakibatkan keuntungan usahanya menurun drastis dan mempengaruhi konstalasi politik di Somalia.
Penggerebekan itu memperburuk hubungannya dengan sepupunya Presiden Saleh dan Komando Keamanan Nasional. Hampir saja Ali Mohsen meledakkan pelabuhan tersebut, sebelum akhirnya berhasil didamaikan oleh Presiden Saleh pada kunjungannya ke pelabuhan pada 13 November 2010 satu tahun sebekum dia turun tahta.
Karir militer Ali Mohsen dimulai saat lulus dari Sekolah Tinggi Militer pada tahun 1974 M, dan selama promosi ke pangkat kapten, Ali Mohsen yang muda tidak berambisi apapun kecuali untuk menjadi ajudan tokoh idolanya Syekh Abdullah bin Hussein Al-Ahmar, ketua Parlemen saat itu.
Kedekatannya dengan sang tokoh pendiri Partai Islah itu membawanya ke posisi Mayor Jenderal. Perusahaan yang dikelolanya juga banyak berhubungan dengan gurita bisnis kader Islah.
Para pejabat militer di lingkaran Syeikh Abdullah juga yang mendorognya menjabat sebagai Korps Lapis Baja menggantikan Kolonel Ali Qanaf Zahra saat itu.
Kedekatan itu pula membuat Ali Mohsen dimanfaatkan oleh Presiden Abdullah Saleh untuk menunaikan tugas-tugas klandestin menggalang 'kekuatan salafi' melawan kelompok separatis komunis dalam perang 1994 untuk melawan pasukan Ali Salem al-Beidh berkoordinasi dengan Syekh Abdul Majeed al-Zindani dari Partai Al Islah, yang dianggap sebagai orang terdekat Mayor Jenderal Ali Mohsen.
Risikonya, setelah separatis diberantas dan Yaman lepas dari disintegrasi, orang-orang binaan yang tidak punya pekerjaan ini bergabung dengan jaringan Al Qaeda yang menjadi momok Yaman sampai sekarang.
Saat itu AS dkk sedang terlibat Perang Dingin dengan Uni Soviet di Afghanistan dan Al Qaeda lahir dari momen tersebut dengan dukungan Pentagon dan CIA. Menlu AS Hillary Clinton mengakui hal tersebut dalam beberapa wawancara dengan media.
Karir Ali Mohsen terus naik dengan penugasannya di isu internal Irak termasuk memasok persenjataan ke kelompok yang bertikai di sana mulai dari isu Irak vs Iran, Perang Teluk I dan II dan seterusnya.
Yaman kemudian kena getahnya saat tidak mendukung invasi AS ke Irak untuk membebaskan Kuwait. Sanaa ingin pembebasan Kuwait dipimpin oleh negara Arab sendir, bukan dari luar.
Akibatnya, jutaan pekerja migran Yaman di Teluk dideportasi hingga mengakibatkan ekonomi nasional Yaman terguncang.
Uniknya, meski Presiden Abdullah Saleh sepupunya adalah seorang Syiah Zaidiyah, Ali Mohsen dikenal sebagai sosok Sunni. Sosok sang jenderal juga terlihat dalam pergulatan media massa Sunni dan Syiah di Sanaa di dekade tersebut.
Sebagai tokoh militer, Ali Mohsen yang piawai dalam dunia intelijen ini juga digunakan oleh negara untuk menjadi penengah jika terjadi konflik di antara suku-suku di Yaman.
Namun peran itu sering bentrok dengan Kementerian Dalam Negeri Yaman khususnya dalam menangani kasus yang mempunyai unsur pidana.
Unsur pidana harus diselesaikan melalui jalur hukum dan pengadilan bukan dengan penyelesaian adat. Akibatnya, Ali Mohsen pun kerap dituduh sengaja memperkuat lembaga adat dan memperlemah wibawa negara.
Hubungan Mayjen Ali Mohsen dengan Kelompok Houthi.
Kelompok Houthi di Sa'adah merupakan wilayah kerja Ali Mohsen khususnya sebagai komandan Divisi Lapis Baja Pertama.
Penyelesaian non formal yang kerap diterapkan oleh Ali Mohsen kadang menjadi boomerang khususnya dalam menghadapi kelompok Houthi. Negara seperti tak berdaya melawan Houthi yang saat itu hanya sebuah kelompok kecil.
Ali Mohsen dianggap gagal memberantas Houthi walau Menhan Abd Rabbuh Mansour Hady yang akhirnya menjadi presiden pernah mengungkap bahwa Ali Mohsen sebenarnya tidak gagal.
Setiap kali pasukannya bentrok dengan Houthi, Presiden Abdullah Saleh saat itu akan mengirim dua kontainer suplai senjata ke Ali Mohsen sementara enam kontainer lainnya ke kelompok Houthi.
Di balik operasi intelijen Ali Mohsen melawan Houthi terdapat operasi intelijen di bawah presiden untuk tetap membuat kelompok Houthi eksis untuk kepentingn Saleh sebagi presiden melawan kompetitor politiknya.
Unit pasukan Ali Mohsenpun saat itu dimanfaatkan oleh Presiden Saleh untuk menampung para tentara selatan yang dulu memberontak atau perwira buangan lainnya yang tak disukai. Lalu diadu dengan Houthi sehingga banyak di antara mereka yang berguguran.
Saleh juga menggunakan Houthi untuk membuat kesan bahwa seluruh unit militer Yaman sangat lemah kecuali Garda Republik yang dipimpin oleh putranya.
Garda Republik dianggap sebagai militer paralel dan dipersenjatai dengan alutsista paling canggih di militer Yaman termasuk rudal Scud dan lainnya. Anaknya saat itu direncanakan akan menggantikan Saleh sebagai presiden.
Namun saat kelompok Houthi kemudian menjalin kerja sama dengan Iran, kontrol Saleh ke kelompok ini berkurang drastis. Sebuah monster telah tercipta dan akhirnya membuat nyawanya hilang saat Houthi berhasil berkuasa di Sanaa.
Mengetahui itu, Ali Mohsen melakukan tugas terbaiknya untuk terus membatasi gerak Houthi karena sudah tidak mungkin untuk menumpasnya.
Sebagai pemimpin militer berpengaruh, gurita bisnisnya semakin bengkak dan berkembang dengan sejumlah proyek negara melawan Houthi.
Ikut demo tuntut Presiden Ali Abdullah Saleh mundur
Pada Musim Semi Arab 2011 lalu, sejumlah warga Yaman turun ke jalan menuntut perbaikan ekonomi negara dan menurunkan harga BBM.
Dalam demo tersebut, warga juga menuntut Presiden Saleh untuk mundur. Aksi semo massa itu didukung Partai Al Islah bahkan massa Houthi.
Jenderal Ali Mohsen Al Ahmar mengumumkan pada 18 Maret bahwa dia dan pasukannya bergabung dengan Change Square di Sana'a, setelah sebelumnya berkoordinasi dengan pimpinan Partai Al Islah Hamid Al Ahmar anak Syeikh Abdullah Al Ahmar.
Hasilnya wapres Abd Rabbuh Mansour Hady naik menjadi Presiden Yaman dengan memasukkan kader Al Islah dan Houthi menjadi bagian dari kabinet. Ali Mohsen menjabat sebagai wapres.
Namun pada 2014, pemerintahan ini retak kembali saat Houthi mengambil alih semua institusi negara.
Hady dan Ali Mohsen kemudian menjadikan Aden sebagai ibukota sementara. Penasihat Hadi, Rashal Al Alimi yang pernah terluka oleh serangan Houthi kini menggantikan Hady sebagai Presiden.
Ali Mohsen pun kini tidak lagi menjabat sebagai wapres. Seiring dengan itu, pengaruh Islah di pemerintahan Yaman dilaporkan juga semakin berkurang.
Kini banyak jabatan di pemerintahan Yaman yang sah dipegang oleh kader Partai Kongres Rakyat Umum yang didirikan oleh manta Presiden Saleh, Ali Mohsen sendiri dan kawan-kawannya.
Milisi yang loyal ke pemerintahan Yaman Selatan (STC) mulai memangkas keistimewaan grup usaha Ali Mohsen di berbagai lini khususnya di Shabwa, Hadramaut dan sekitarnya.
Bahkan beberapa perusahaan minyak yang dibentuk oleh kepala-kepala suku mulai berani melawan dominasi bisnis minyak Ali Mohsen dan kader Partai Islah lainnya di Hadramaut khususnya di lapangan pengeboran migas.
0 comments:
Post a Comment