PPI yang waktu bernama Indisch Vereeniging digagas oleh Radjiun Harahap gelar Soetan Casajangan Soripada, anak Batunadua, Padang Sidempoean dan diresmikan tahun 1908 dengan presiden pertama Soetan Casajangan (pribumi kedua yang kuliah di Belanda). Setelah lulus dokter 1940, Parlindoengan Loebis (satu-satunya orang Indonesia) ditangkap Jerman dan dimasukkan ke kamp konsentrasi Jerman karena alasan politik Parlindungan yang menentang fasis. Untuk sekadar diketahui lagi, kakak kandung Gele bernama Ida Loemongga adalah dokter pribumi pertama yang bergelar doktor (Amsterdam, 1932).
Satu lagi, Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia kelahiran Padang Sidempuan (sepupu Amir Sjarifoeddin) meraih gelar PhD bidang pendidikan di Rijks Universiteit pada tahun 1933 yang menjadi anggota Volksraads bersama-sama dengan Husni Tamrin (pahlawan Betawi) memperjuangkan pendidikan pribumi di parlemen. Last but not lease: A.F.P. Siregar gelar M.O. Parlindoengan, anak Sipirok satu-satunya mahasiswa pribumi yang kuliah di Jerman (1938) dan mendapat gelar insinyur teknik kimia yang semasa agresi menjadi satu-satunya ahli bom di pihak republik (bergerilya di Jawa Timur). Di Surabaya dan Jawa Timur M.O. Parlindungan bahu membahu dengan dr. Radjamin Nasoetion (lulusan STOVIA), anak Barbaran Djoeloe, Mandailing (Walikota Pertama Surabaija--dari era Belanda, Jepang hingga Republik). Setelah pengakuan kedaulatan Kolonel M.O. Parlindungan diangkat menjadi direktur pertama (peninggalan Belanda) Pabrik Sendjata dan Mesioe (PSM) di Bandung (cikal bakal PINDAD). (baca selanjutnya di blog Akhir Matua Harahap)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
Satu lagi, Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia kelahiran Padang Sidempuan (sepupu Amir Sjarifoeddin) meraih gelar PhD bidang pendidikan di Rijks Universiteit pada tahun 1933 yang menjadi anggota Volksraads bersama-sama dengan Husni Tamrin (pahlawan Betawi) memperjuangkan pendidikan pribumi di parlemen. Last but not lease: A.F.P. Siregar gelar M.O. Parlindoengan, anak Sipirok satu-satunya mahasiswa pribumi yang kuliah di Jerman (1938) dan mendapat gelar insinyur teknik kimia yang semasa agresi menjadi satu-satunya ahli bom di pihak republik (bergerilya di Jawa Timur). Di Surabaya dan Jawa Timur M.O. Parlindungan bahu membahu dengan dr. Radjamin Nasoetion (lulusan STOVIA), anak Barbaran Djoeloe, Mandailing (Walikota Pertama Surabaija--dari era Belanda, Jepang hingga Republik). Setelah pengakuan kedaulatan Kolonel M.O. Parlindungan diangkat menjadi direktur pertama (peninggalan Belanda) Pabrik Sendjata dan Mesioe (PSM) di Bandung (cikal bakal PINDAD). (baca selanjutnya di blog Akhir Matua Harahap)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
0 comments:
Post a Comment