Pengadilan tinggi Inggris dan Wales pada 2019 memenangkan India dan dua cucu Nizam terkakhir Osman Ali Khan, Asaf Jah VII dari Hyderabad—Pangeran Mukarram Jah dan Pangeran Muffakham Jah—yang £1 jutanya disimpan di bank London selama hari-hari penting Operasi Polo pada tahun 1948. Uang itu kini telah berkembang menjadi lebih dari Rs 308 crore (atau 35 Juta GBP).
Kasus bersejarah ini telah melalui berbagai tahapan dengan India dan Mukarram Jah dan Muffakham Jah di satu sisi dan Pakistan di sisi lain. Pakistan mengklaim bahwa karena uang disimpan oleh komisaris tingginya di bank, pejabat itu adalah ahli warisnya yang sah.
Ceritanya kira-kira seperti ini: Menteri Keuangan Negara Bagian Hyderabad Moin Nawaz Jung telah pergi ke Inggris dengan lebih dari satu juta pound untuk mewujudkan 'kemerdekaan' Negara Hyderabad dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada saat dia mencapai London, India telah mencaplok Negara Hyderabad melalui Operasi Polo atau Tindakan Polisi, yaitu invasi dari India.
Moin Nawaz Jung bingung tentang keamanan uang yang dimilikinya. Dia berkonsultasi dengan Komisaris Tinggi Pakistan di London Habib Ibrahim Rahmatoolah yang menyimpan uang itu di National Westminister Bank atas namanya sendiri. Itu secara otomatis ditransfer atas nama negara yang dia wakili saat itu.
Kasus ini mirip dengan yang dialami oleh beberapa keemiran di Uni Emirat Arabia Selatan dan Hadhramaut di Yaman Selatan yang saat itu juga dikuasai Inggris.
Di India juga banyak 'negara kepangeranan' yang dulunya tidak dijajah dengan India dengan kekuatan namun menyepakati untuk menjadi bagian dari imperium Inggris.
Sebagai balasannya Nizam Hyderabad saat itu diberi otonomi untuk mempunyai pemerintah sendiri dan hanya membayar pajak perlindungan dari Inggris.
Namun saat India merdeka, wilayah kepangeranan ini dimasukkan paksa ke wilayah India walau seharusnya tidak menjadi bagian dari rencana kemerdekaan.
Pangeran Muffakham Jah merupakan cucu dari Nizam Hyderbad yang terakhir. Mereka mewarisi harta benda penguasa terkahir tersebut dengan masing-masing cucu menguasai sekitar 2.000 crore rupee India aset.
Dia meneruskan tradisi ayahnya yang menikah dengan keluarga bangsawan Ottoman Turki, dan kini mempunyai sejumlah yayasan, perusahaan dan lembaga pendidikan.
Beda dengan para bangsawan Dinasti Fatimiyah dari Mesir khususnya dari Syiah Ismailiyah dan mengungsi ke Mumbai dan Gujarat, India para bangsawan Nizam tidak melakukan pengkultusan agama kepada dinasti mereka karena mereka keturunan Sayyina Abu Bak Al Siddiq bukan Nabi Muhammada SAW meski sama-sama Bani Hasyim.
Kaum Bohra Ismailiyah maupun pengikut Agha Khan membentuk ormas untuk memuliakan keturunan Fatimiyah Mesir yang mengungsi ke India.
0 comments:
Post a Comment