Presiden Israel dilaporkan mengunjungi Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sebagai upaya memperkuat Abraham Accord.
Kunjungan tersebut diwarnai serangan rudal kelompok Houthi dari Yaman yang memerintah dari Sanaa dengan nama pemerintahan penyelamat Yaman.
Presiden Israel dilaporkan selamat dan melanjutkan kunjungan karena serangan Houthi tersebut dapat dihalai oleh sistem pertahanan udara UAE. Abu Dhabi merupakan bagian dari koalisi Yaman yang bermusuhan dengan Houthi.
Sementara itu, di sisi yang berbeda, Israel meningkatkan teror ke ibukota Suriah Damaskus dan mengenai korban walau sebagian berhasil dihalau.
Teror Israel ke Damaskus dibuat dengan alasan untuk menyerang target sekutu Bashar Al Assad, Hebollah dan Iran walau kebanyakan mengenai warga sipil.
Ratusan orang tewas di Suriah per tahun dari rudal-rudal Israel dan tidak pernah dikecam oleh PBB.
Warga biasa Rusia mulai curiga dengan Rusia yang diam-diam merestui serangan tersebut untuk membatasi gerakan Iran yang menjadi kompetitor Moskow mempengaruhi kebijakan rejim Bashar Al Assad.
Salah satu yang unik dari kejadian di atas adalah UAE adalah salah satu negara Teluk yang menjadi pionir memberikan legitimasi dengan Bashar Al Assad dengan pembukaan kembali kedutaan di Damaskus.
Tidak ada kecaman dan ungkapan belasungkawa dari UAE atas derita Suriah akibat teror Israel, begitu juga tak ada ucapakan belasungkawa dari rejim Bashar Al Assad atas derita UAE akibat teror roket dari Houthi.
UAE di lain pihak juga merupakan salah satu negata Teluk yang terang-terangan mendukung posisi pemerintahan SDF Suriah yang dikuasai kaum Kurdi dan dianggap oleh Turki sebagai penjelmaan kelompok teroris PKK di Suriah.
Pemerintahan SDC/SDF/AANES menguasai 70 persen cadangan migas Suriah dan menjadikannnya berpotensi terkaya di antara beberapa pemerintahan yang bersainga di Suriah.
0 comments:
Post a Comment