BeritaDEKHO - Pembangunan Museum Barus Raya dilaporkan berbagai media belum rampung juga walau sudah dilaksanakan pembangunannya sejak sepuluh tahun yang lalu.
Padahal gedung ini akan menjadi ikon pariwisata Tapanuli Utara, Sumatera Utara karena Barus dikenal sebagai titik nol Islam nusantara.
Peresmian titik nol tersebut bahkan sudah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2017 lalu.
Banyak spekulasi yang beredar soal mangkraknya pembangunan Museum Barus Raya ini. Tapi terlepas dari itu semua, masyarakat atau pihak Yayasan sudah seharusnya membuka museum tersebut kepada pengunjung.
Padahal gedung ini akan menjadi ikon pariwisata Tapanuli Utara, Sumatera Utara karena Barus dikenal sebagai titik nol Islam nusantara.
Peresmian titik nol tersebut bahkan sudah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2017 lalu.
Banyak spekulasi yang beredar soal mangkraknya pembangunan Museum Barus Raya ini. Tapi terlepas dari itu semua, masyarakat atau pihak Yayasan sudah seharusnya membuka museum tersebut kepada pengunjung.
Melihat dari gambar terakhir, gedung museum tersebut sudah ada atapnya, namun perlu penyelesaian di berbagai sisi.
Pihak pengelola dapat memajang berbagai replika peninggalan barus maupun ornamen museum di tempat tersebut dan mengisinya dengan semampunya.
Apabila pengelola tidak sanggup, dapat diupayakan dengan kerjasama pengelolaan dengan pihak ketiga dengan tender yang saling menguntungkan dan tenggat waktu tertentu.
Pembangunan museum dan pemeliharaannya dapat dilakukan sambil jalan dari tiket pengunjung dan berbagai festival yang dapat diinisiasi oleh pihak museum.
Cara ini banyak dilakukan oleh pengelola tempat-tempat wisata di banyak negara. Di Thailand misalnya, pegelola sebuah kuil yang belum jadi, tetap melayani pengunjung atau wisatawan dengan tiket masuk yang dibuat untuk meneruskan pembangunannya.
Yayasan Museum Barus Raya merupakan pengelolal museum tersebut. Sementara itu Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) sudah mendirikan Yayasan Titik Nol Islam Nusantara untuk memelihara dan memugar tugu titik nl di Barus, baru-baru ini. (adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
Pihak pengelola dapat memajang berbagai replika peninggalan barus maupun ornamen museum di tempat tersebut dan mengisinya dengan semampunya.
Apabila pengelola tidak sanggup, dapat diupayakan dengan kerjasama pengelolaan dengan pihak ketiga dengan tender yang saling menguntungkan dan tenggat waktu tertentu.
Pembangunan museum dan pemeliharaannya dapat dilakukan sambil jalan dari tiket pengunjung dan berbagai festival yang dapat diinisiasi oleh pihak museum.
Cara ini banyak dilakukan oleh pengelola tempat-tempat wisata di banyak negara. Di Thailand misalnya, pegelola sebuah kuil yang belum jadi, tetap melayani pengunjung atau wisatawan dengan tiket masuk yang dibuat untuk meneruskan pembangunannya.
Yayasan Museum Barus Raya merupakan pengelolal museum tersebut. Sementara itu Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) sudah mendirikan Yayasan Titik Nol Islam Nusantara untuk memelihara dan memugar tugu titik nl di Barus, baru-baru ini. (adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
0 comments:
Post a Comment