Nama Choudhry Rahmat Ali mungkin tidak terlalu dikenal di Indonesia, namun di Pakistan, ia adalah sosok penting. Ia dikenal sebagai penggagas nama "Pakistan" dan pengusul berbagai wilayah otonom Muslim di anak benua India. Salah satu gagasan kontroversialnya adalah pembentukan Safiistan dan Nasaristan di pulau Ceylon, yang kini kita kenal sebagai Sri Lanka.
Dalam peta-peta yang ia buat, Rahmat Ali membayangkan Safiistan sebagai wilayah Muslim di bagian timur Ceylon, sementara Nasaristan di bagian barat. Namun, impian ini tidak pernah terwujud. Ceylon tetap menjadi koloni Inggris yang bersatu, dan setelah merdeka, menjadi negara Sri Lanka.
Safiistan berada di wilayah barat Srilanka dan Nasaristan di wilayah Timur.
Jika ditelusuri jejak-jejaknya berdasarkan kondisi geografis dan demografis Sri Lanka saat ini terbagi menjadi sembilan provinsi: Barat, Tengah, Selatan, Utara, Timur, Barat Laut, Utara Tengah, Uva, dan Sabaragamuwa. Masing-masing provinsi memiliki karakteristik unik. Jika kita mencoba menghubungkan gagasan Rahmat Ali dengan kondisi sekarang, kita akan menemukan bahwa wilayah yang dulu mungkin diusulkan sebagai Safiistan dan Nasaristan kini menjadi bagian dari provinsi-provinsi ini.
Misalnya, wilayah timur Sri Lanka, yang dulu diusulkan sebagai Nasarista, sebagian besar terdiri dari Provinsi Timur. Provinsi ini memiliki populasi Muslim yang signifikan, terutama di distrik-distrik seperti Ampara, Batticaloa, dan Trincomalee.
Sementara itu, wilayah barat Sri Lanka, yang dulu diusulkan sebagai Safiistan, mencakup sebagian besar Provinsi Barat dan Provinsi Barat Laut. Provinsi Barat adalah wilayah terpadat di Sri Lanka, dengan ibu kota Kolombo sebagai pusatnya. Provinsi Barat Laut juga memiliki populasi Muslim yang cukup besar.
Namun, penting untuk diingat bahwa gagasan Safiistan dan Nasaristan tidak direspon baik oleh Inggris saat itu. apalagi fokus utama pergerakan Pakistan adalah pembentukan negara di wilayah barat laut dan timur laut India.
Setelah Pakistan merdeka pada tahun 1947, Rahmat Ali merasa kecewa karena wilayahnya lebih kecil dari yang ia bayangkan. Ia bahkan diusir dari Pakistan dan meninggal dalam kesendirian di Inggris. Impiannya tentang Safiistan dan Nasaristan pun terkubur bersamanya.
Meskipun demikian, gagasan ini memberikan kita wawasan tentang kompleksitas ideologi dan aspirasi politik pada masa itu. Konsep "Pakasia" atau "Dinia" mencerminkan upaya untuk menciptakan tatanan politik baru di anak benua India, yang pada akhirnya berujung pada pembentukan Pakistan.
Sejarah Safiistan dan Nasaristan juga mengingatkan kita akan pentingnya memahami konteks sejarah dalam menganalisis ideologi dan gerakan politik. Impian-impian yang tidak pernah terwujud dapat memberikan pelajaran berharga tentang dinamika kekuasaan, identitas, dan aspirasi kolektif pada suatu masa.
Dalam konteks Sri Lanka saat ini, penting untuk terus membangun dialog dan kerjasama antar komunitas yang berbeda. Sejarah Safiistan dan Nasaristan tidak boleh menjadi sumber perpecahan, tetapi justru menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa.
Sri Lanka telah melewati berbagai tantangan dan konflik dalam sejarahnya. Namun, semangat persatuan dan kesatuan tetap menjadi kekuatan utama dalam membangun masa depan yang lebih baik. Dialog antar budaya, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Meskipun impian tentang Safiistan dan Nasaristan tidak pernah terwujud, semangat untuk membangun masyarakat yang adil dan inklusif tetap relevan hingga saat ini. Sri Lanka terus berupaya untuk mengatasi berbagai tantangan dan membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh warganya.
Sejarah Safiistan dan Nasaristan adalah bagian dari masa lalu, tetapi semangat untuk membangun persatuan dan kesatuan adalah bagian dari masa depan. Dengan belajar dari sejarah dan menghargai perbedaan, Sri Lanka dapat terus maju sebagai bangsa yang kuat dan harmonis.
Meskipun Safiistan dan Nasaristan tidak pernah terwujud, sejarah ini memberikan kita pelajaran berharga tentang pentingnya dialog, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan. Sri Lanka terus berupaya untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh warganya, dengan semangat persatuan dan kesatuan sebagai landasan utama.
Jadi, wilayah yang dulu diusulkan sebagai Safiistan (bagian timur) dan Nasaristan (bagian barat) kini menjadi bagian dari berbagai provinsi di Sri Lanka, termasuk Provinsi Timur, Provinsi Barat, dan Provinsi Barat Laut. Gagasan ini tidak pernah terwujud, namun tetap menjadi bagian menarik dari sejarah ideologi dan politik di anak benua India.
0 comments:
Post a Comment