BeritaDEKHO - Sekjen PBB, Antonio Guterres dilaporkan akan mengunjungi Republik Afrika Tengah (CAR) di saat konflik horizontal terus berkecamuk. (baca)
Kunjungan ini diharapkan dapat membuka mata dunia atas konflik berkepanjangan di negara tersebut.
Kunjungan ini diharapkan dapat membuka mata dunia atas konflik berkepanjangan di negara tersebut.
Misi PBB MINUSCA di Republik Afrika Tengah (CAR)
Penyerangan terhadap kaum minoritas terus terjadi, khususnya di tempat ibadah. Dilaporkan (baca), baru-baru ini saja, lebih dari 20 Muslim terbunuh di sebuah Masjid wilayah Tenggara Republik Afrika Tengah (CAR) saat sedang menunaikan shalat Jumat, demikian menurut tokoh masyarakat muslim, Sabtu (14/10).
“Para korban berada di Masjid saat gerilyawan Anti-Balaka menyerbu Masjid, hingga menewaskan sedikitnya 20 jamaah,” ujar Abdouraman Bornou, seorang pemimpin masyarakat setempat, dilansir dari Anadolu Agency.
Insiden tersebut terjadi di Masjid Djimbi, di bagian Tenggara Republik Afrika Tengah (CAR).
Ousman Mahamat, seorang pemimpin komunitas Muslim, menuyurkan, “Apa yang baru saja terjadi di Djimbi, sangat menghancurkan.”
Sejak 2013, ribuan warga terbunuh dalam konflik sektarian di negara tersebut, sementara ribuan warga lainnya terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mencari perlindungan di negara-negara tetangga, termasuk Kamerun dan Chad.
Dalam laporannya tahun 2015, Amnesty International (AI) memperkirakan bahwa lebih dari 5.000 jiwa, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, tewas terbunuh dalam kekerasan sektarian di Republik Afrika Tengah meskipun disana terdapat pasukan internasional. (adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
“Para korban berada di Masjid saat gerilyawan Anti-Balaka menyerbu Masjid, hingga menewaskan sedikitnya 20 jamaah,” ujar Abdouraman Bornou, seorang pemimpin masyarakat setempat, dilansir dari Anadolu Agency.
Insiden tersebut terjadi di Masjid Djimbi, di bagian Tenggara Republik Afrika Tengah (CAR).
Ousman Mahamat, seorang pemimpin komunitas Muslim, menuyurkan, “Apa yang baru saja terjadi di Djimbi, sangat menghancurkan.”
Sejak 2013, ribuan warga terbunuh dalam konflik sektarian di negara tersebut, sementara ribuan warga lainnya terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka untuk mencari perlindungan di negara-negara tetangga, termasuk Kamerun dan Chad.
Dalam laporannya tahun 2015, Amnesty International (AI) memperkirakan bahwa lebih dari 5.000 jiwa, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, tewas terbunuh dalam kekerasan sektarian di Republik Afrika Tengah meskipun disana terdapat pasukan internasional. (adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
0 comments:
Post a Comment