Pemerintahan Afghanistan yang kini dipegang Taliban dilaporkan mengeluarkan instruksi agar 'pramuka' ikut terlibat mengamankan ibukota dan seluruh wilayah Afghanistan dalam satu bulan.
Instruksi ini khususnya ditujukan kepada semua siswa pesantren atau dalam istilah Indonesia 'santri' yang berusia dewasa agar diberi ijin cuti belajar untuk ikut bersama pemerintah meningkatkan pelayanan kepada publik khususnya dari segi keamanan.
Kegiatan berdurasi selama sebulan ini dapat disebut sebagai 'semi wajib militer' karena diharuskan oleh pemerintah.
Pemerintahan Taliban mulai membutuhkan peningkatan partisipasi warga mengingat akan banyak fasilitas pemerintah kembali beroperasi.
Hal itu termasuk perbankan, pabrik, lembaga negara dan fasilitas kesehatan.
Sebelumnya, Pakistan menyebut intelijen India (RAW) dan sisa intelijen Afghanistan sebelumnya (NDS) terlibat dalam pemboman bandara Kabul kemarin yang menewaskan 100 orang lebih termasuk 13 pasukan AS dkk, pejuang Taliban dan warga yang ingin evakuasi.
Pemboman tersebut diklaim oleh ISIS-K yang menunjukkan kendali India di jaringan ISIS tersebut.
Pemerintahan Taliban juga sudah beberapa kali menangkap eks agen intelijen NDS menyaru sebagai Taliban terlibat dalam berbagai kegiatan kriminalitas untuk memburukkan citra pemerintahan Afghanistan. (Baca di sini)
India memang (baca di sini) disebut sebagai salah satu negara, selain Perancis dan Tajikistan, yang memberi dukungan ke milisi anti-Taliban di Panjshir.
0 comments:
Post a Comment