Setelah sejumlah posisi menteri, dewan wali, gubernur, bupati dan lain sebagainya, kini pemerintahan Taliban di Afghanistan juga mengisi jabatan BUMN dengan kadernya.
Baru-baru ini Taliban mengisi posisi Dirut Hotel Interkontinental dengan kadernya Malvi Mohibullah Garmsiri.
Hotel ini pada awalnya merupakan cabang dari jaringan hotel di Inggris, namun sejak pendudukan Uni Soviet dinasionalisasi menjadi milik negara. Sebuah perusahaan jasa dari Dubai dipercaya menjadi operator hotel.
Afghanistan mempunyai prospek wisata yang cukup tinggi. Beberapa peradaban lama seperti Buddha, Hindu, Sikh dan pra sejarah selain Islam menjadi daya tarik.
Namun pemerintahan Taliban harus mampu menjamin keamanan agar sektor pariwisata berjalan dengan baik.
Kemarin beberapa bom meledak di sekitar bandara. Awalnya, diperkirakan merupakan ledakan biasa oleh tentara AS yang ingin merusak beberapa fasilitas militernya sebelum evakuasi berakhir 31 Agustus mendatang.
Namun, belakangan dua bom pertama diklaim oleh ISIS-K, yang memang berseberangan dengan Taliban.
Taliban menduga serangan ini 'disengaja' oleh berbagai pihak di belakang layar agar pasukan AS dkk tetap bercokol di Afghanistan.
Tentunya Presiden Biden tidak mengakuinya dan bereaksi akan menyerang pusat-pusat ISIS-K di Afghanistan. (Baca di sini)
Dalam beberapa tahun belakangan, Taliban terlibat beberapa peperangan melawan ISIS-K. Anehnya, jika terpojok, helikopter pemerintah Afghanistan sebelumnya dan AS disebut oleh Taliban sengaja diturunkan untuk menyelamatkan anggota ISIS-K tersebut. (Baca di sini)
Sebagaimana biasa, tuduhan ini tentunya disangkal oleh pemerintahan Ghani dan AS. (Baca selanjutnya)
Namun politik Afghanistan memang agak semerawut. Dalam berbagai laporan media AS, pemerintahan sebelum Taliban memang diterpa penyakit korupsi yang akut.
AS sendiri pernah menangkap oknum perusahaan militer swasta asing yang bekerja dengan mereka dengan tuduhan berkolaborasi dengan ISIS-K. Lalu diserahkan ke pengadilan Afghanistan.
Namun pemerintah Afghanistan belakangan dituduh AS sengaja melepaskan para tersangka setelah mendapat suap.
Eks pejabat pemerintah yang kini menjadi kelompok milisi resisten anti Taliban juga mulai mengkritik AS dkk karena diduga menyerahkan nama-nama eks anggota militer Afghanistan yang mempunyai prestasi membunuh minimal 100 anggota Taliban dalam operasi militer anti terorisme sebelumnya. (Baca di sini dan di sini)
Nama-nama tersebut diserahkan ke pihak Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan. (Baca di sini)
Mereka menuduh AS dkk sengaja memulai 'permainan' baru sehingga mau tidak mau milisi anti Taliban di Panjshir harus tunduk dengan kemauan AS jikapun nantinya akan berkolaborasi dengan Rusia selain Perancis dan India.
0 comments:
Post a Comment