Mata uang Afghani saat ini mengalami fluktuasi. Bahkan lebih rendah dari India, Pakistan dll di kawasan.
Hal itu karena AS dkk, Bank Dunia, IMF dll menahan cadangan devisa Afghanistan usai Pemerintahan Taliban berkuasa.
Namun, seorang Youtuber Humayun mewawancara warga yang justru senang dengan ekonomi saat ini di bawah Taliban.
Menurutnya, selama 20 tahun ekonomi Afghanistan hanya palsu dan tidak membuat sejahtera masyarakat.
Hal itu selaras dengan berbagai pemberitaan bahwa 70 persen sumber dana APBN Afghanistan berasal dari donatur alias utang.
Julian Assange dari Wikileaks juga mengatakan bahwa Afghanistan hanya tempat 'cuci uang' AS dengan berbagai proyek 'anti terorisme' yang tak berkesudahan. Yang diuntungkan secara langsung dari biaya perang AS adalah kontraktor militer dan perusahaan alutsista AS sendiri.
Ditambah lagi, selama era Ashraf Ghani, hampir semua jabatan dan proyek bisnis dikuasai oleh warga diaspora. Yakni warga Afghan yang sudah lama tinggal dan mempunyai kewarganegaraan LN dan kembali ke Afghanistan.
Mereka ini diutamakan oleh rejim sebelumnya untuk bekerja yang artinya penghasilannya tetap akan dikirim ke keluarganya di luar negeri.
Afghanistan juga tak mempunyai industri yang bisa menyediakan lapangan kerja karena semuanya dibeli jadi dari luar negeri termasuk India dan Pakistan.
Walau masih beberapa minggu, pemerintahan Taliban akan dipaksa untuk mendirikan industri dan melindungi UKM-nya.
Dengan demikian pemerintah akan sangat berpikir bagaimana pengusaha dan industri dalam negeri berkembang untuk mencapai swasembada ekonomi.
0 comments:
Post a Comment