Anak dari Brigjen Tarik Saleh, kini duduk sebagai anggota dewan presidium Yaman (PLC), bernama Muhammad Tarik kini diberi kepercayaan memimpin pasukan baru di Mocha, dekat Hodeidah, Yaman.
Baca selanjutnya
Muhammad Tarik baru lulus dari sekolah militer Zayed Military College di Uni Emirat Arab pada 2022 lalu.
Saat itu, ayahnya Tariq Saleh, komandan Pasukan Perlawanan Nasional - Kepala Biro Politik, menghadiri acara wisudanya bersama sejumlah rekannya dari Yaman yang tergabung dalam Pasukan Perlawanan Nasional.
Saat itu Tarik Saleh yang merupakan kemenakan Abdullah Saleh, menggambarkan lembaga pendidikan tersebut sebagai “lembaga pendidikan militer paling bergengsi di Uni Emirat Arab, yang merayakan setengah abad sejak didirikan. Juga sebagai sekolah untuk tentara, kepemimpinan dan komitmen.”
Ia menambahkan, "Selamat kepada para wisudawan, perguruan tinggi dan negara, dan salut untuk perjuangan kita semua."
Yahya, Ahmed, Muhammad dan Tariq menyempatkan diri berfoto empat anggota keluarga mantan Presiden Saleh di Abu Dhabi.
Ahmed Saleh anak kandung mantan Presiden Abdullah Saleh kini bermukim di UAE dan fokus mengelola bisnis yang ditinggalkan ayahnya.
Dia sempat menjadi Duta Besar Yaman untuk UAE sebelum dimasukkan PBB dalam daftar hitam PBB usai ayahnya Abdullah Saleh ikut mendukung kelompok Houthi melakukan kudeta terhadap Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi.
Namun saat Abdullah Saleh dibunuh Houthi, semua anggota keluarganya melarikan diri dan membelot membela pemerintah yang sah.
Tarik Saleh kemudian mendirikan ormas Perlawanan Nasional yang anggotanya merupakan eks bawahannya di Garda Republik dan berhasil menguasai Mocha dan beberapa wilayah Al Hodeidah.
Adiknya, Ammar Saleh dari Badan Keamanan Nasional dan pernah terlibat memobilisasi kelompok Houthi menguasai Sanaa, menjabat sebagai kepala divisi intelijen di ormas tersebut.
Tak perlu lama, keluarga Saleh kemudian menduduki beberapa jabatan penting di pemerintahan yang sah. Brigjen Tarik Saleh kini menjadi anggota PLC yang ekuivalen sebagai wapres sementara Ammar Saleh menjadi Ketua Badan Keamanan Nasional berpusat di Aden.
Sementara Ahmad Saleh anak kandung Abdullah Saleh menjadi pimpinan Partai Kongres Rakyat Umum faksi UAE.
Menguatnya peran keluarga Saleh di pemerintahan yang sah juga merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk merangkul kekuatan politik kaum Syiah Zaidiyah non Houthi.
Sebelumnya terdapat kesan bahwa pemerintah didominasi oleh Partai Islah yang dituduh sebagai perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang sudah dibubarkan.
Walau begitu, media Yaman pro Houthi seperti TV Aden Net tetap menyebut rekrutmen baru tentara Perlawanan Nasional yang dipimpin Muhammad Tarik itu sebagai 'kelompok Al Qaeda'.
Di Yaman semua pihak menuduh lawannya sebagai Al Qaeda untuk membingungkan narasi politik global.
Tuduhan sebagai Al Qaeda juga ditujukan kepada Partai Islah karena sama-sama Sunni. Kelompok Houthi juga menuduh koalisi pemerintah yang sah STC atau Dewan Transisi Selatan yang menjadi pemerintahan de facto Yaman Selatan sebagai Al Qaeda.
Tuduhan Houthi itu bermula saat adanya investigasi internal mereka kepada sosok Abdullah Saleh dan ditemukan berkas lama yang menunjukkan adanya hubungan Presiden Saleh saat itu dengan sejumlah sosok di Al Qaeda khususnya saat memberantas kelompok separatis Yaman Selatan pada perang 1994.
Ammar Saleh sebagai petugas intelijen juga diketahui melakukan kontak ke Al Qaeda maupun Houthi selama dirinya bertugas. Bahkan Ammar Saleh merupakan tokoh di belakang layar menguatnya Houthi di Yaman sebelum Houthi dikendalikan Iran.
Sementara itu STC juga menuduh kelompok Houthi melakukan konspirasi dengan Al Qaeda khususnya dalam menguasai Beihan di Shabwa dan beberapa wilayah lainnya.
Semua tuduh menuduh ini merupakan bagian dari perang intelijen menggocek bola tiki taka antara beberapa kekuatan dan 'pemerintahan' yang saling bersaing.
Al Qaeda sendiri dulunya merupakan produk perang dingin yang dibentuk AS dkk untuk meruntuhkan Uni Soviet di Afghanistan.
Usai perang dingin, organisasi ini digunakan untuk sejumlah operasi klandestin menghancurkan negara yang tidak bersahabag bagi AS seperti Irak pasca perang Teluk dan Suriah.
Pada 2014, AS mendiversifikasi Al Qaeda dengan binaan baru bernam ISIS. Mantan Menlu AS Hillary Clinton mengakui semua operasi ini dalam sebuah wawancara dengan media.
0 comments:
Post a Comment