Yaman mempunyai kekayaan sejarah yang tiada tandingannya di Arab. Peninggalan istana eks kerajaaan, kesultanan dan keemiran cukup memukai.
Namun sayangnya, banyak situs bersejarah itu kini seperti terbengkalai akibat kurangnya perhatian pemerintah.
Salah satu istana yang cukup mengenaskan adalah Istana Keemiran Beihan di Shabwa, Yaman.
Keemiran Beihan atau Beyhan dulunya merupakan bagian dari Uni Emirat Aden sampai pada 1950-an dan menjadi Federasi Arabia Selatan pada 1960-an sebelum bubar dan menjadi bagian dari Yaman Selatan.
Walau tidak terawat, namun pemerintahan keemiran Beihan masih eksis di pengasingan khususnya di Arab Saudi.
Saat ini posisi Emir dipegang oleh Pangeran/Emir Khalid bin Saleh bin Hussein Al Habily atau Al Habiely.
Upaya untuk menyatukan beberapa pemerintahan eks Uni Emirat Aden juga pernah dilakukan dengan pertemuan para pemangku pemerintahan di pengasingan di Kairo, Mesir.
Di Kairo, para elite ini pada 2013 membentuk sebuah lembaga untuk mengembalikan kejayaan Uni Emirat Aden baik kelak menjadi negara sendiri maupun menjadi simbol kebangkitan budaya dan pariwisata Yaman.
Sejumlah perewakilan pemerintahan eks Uni Mirat Aden menghadiri acara tersebut di antaranya Pangeran Mohsin bin Fadl bin Ali bin Ahmed Al Abdali, Pangeran Abdul Wahed bin Muhammad bin Saeed Al Wahidi, Pangeran Ali bin Sheikh Al Awlaki, Sheikh Saleh Farid bin Awad Al Awlaki, Pangeran Saleh bin Nasser Al Fadli, Sheikh Faisal Qassem Al Muflihi, Pangeran Iskandar bin Hamoud bin Harhara dan Sharif Khalid bin Sale.
Hasil pertemuan ini menghasilkan kesepakatakan bersama yang meliputi:
“Tujuan pembentukan asosiasi adalah keyakinan penuh akan perlunya perubahan radikal di eks wilayah Uni Emirat Adeb atau Negara Arabia Selatan dalam berbagai hal, memulihkan negara Arab Selatan yang diduduki dan menekankan hak rakyat kita untuk memutuskan nasibnya demi mendapatkan kebebasan dan kedaulatannya atas Negara Arabia Selatan.
Pernyataan itu juga menjelaskan: para pemangku kesultanan dan syekh tidak (berambisi) akan kembali (berkuasa secara politik), melainkan (menegaskan perlunya) pembangunan eks wilayah Arab Selatan.
Asosiasi pemerintahan pengasingan ini juga menunjuk Pangeran Mohsen bin Fadl bin Ali bin Ahmed Al Abdali ketua dan Sheikh Muhammad Abu Bakr bin Agrouma Al-Awlaki sebagai sekjen.
0 comments:
Post a Comment