Ekonomi Yaman dengan Mesir mempunyai persamaan khususnya keterlibatan militer di dunia bisnis.
Walau begitu, Mesir mempunyai lebih banyak utang ke IMF dibandingkan Yaman meski rasio utang kedua negara berbanding PDB di angka 80 persen.
Sebagaimana tabel di atas, Mesir menduduki posisi kedua setelah Argentina sebagai pengutang terbanyak ke IMF.
Diperkirakan, meski menjadi bagian dari kekuatan ekonomi, bisnis militer juga menjadi faktor yang membuat perekonian Mesir lemah.
Butuh disiplin yang tinggi untuk memastikan bisnis militer menguntungkan sebagaimana di Tiongkok, Myanmar dan negara lainnya yang membolehkan militer terlibat dalam bisnis.
Di Tiongkok perusahaan yang dikelola oleh militernya khususnya di sektor manufaktur dan jasa keuangan, bisa bersaing dengan BUMN. Apalagi BUMN Tiongkok dianggap kompetitif berbanding dengan perusahaan multinasional global yang profesional.
Kuatnya pengaruh militer membuat banyak kasus menunjukkan pengaruh itu bukan malah menghasilkan laba bagi perusahaan yang dikelola justru menjadi bancakan dan lahan korupsi.
Di Yaman, bisnis militer juga menjadi tantangan. Dalam kondisi emergency atau darurat, bisnis militer justru dibutuhkan. Namun jika kondisi negara sudah stabil, bisnis militer harus dikelola oleh kalangan profesional.
Di wilayah kelompok Houthi yang mempunyai pemerintahan tandingan di Sanaa, persoalan ini juga muncul saat Ansharullah menyita ribuan perusahaan dan aset lawan politik.
Apakah aset dan perusahaan tersebut akan mendorong perbaikan ekonomi negara ataukah nanti malah menjadi beban karena ketidakmampuan mengelola atau terjebak menjadi lahan korupsi.
Yaman dan Mesir harus mewaspadai konsentrasi kekuasaan di satu pihak agar ekonomi mereka bisa berkembang menjadi lebih baik.
0 comments:
Post a Comment