Ada banyak faktor yang menyebabkan mereka dulu berkelana ke nusantara, antara lain karena faktor kekeringan, kemiskinan, kelaparan, minimnya lapangan kerja, konflik dan peperangan, dlsb. Hingga kini, Yaman masih dilanda kekerasan dan kelaparan yang membuat negara ini buram, bangkrut, dan berantakan sehingga masuk menjadi salah satu negara termiskin dan terbangkrut di dunia.
Seperti dijelaskan diatas, di antara orang-orang Arab Yaman yang melancong ke nusantara ada yang mengklaim dari kelompok sadah, asyraf, atau haba’ib, yaitu kelompok yang mengaku sebagai “keturunan” Nabi Muhammad, khususnya dari jalur Ali bin ‘Alawi (sehingga sering disebut Ba’ ‘Alawi) yang merupakan keturunan langsung dari Ahmad bin Isa al-Muhajir yang konon “keturunan” ke-10 Nabi Muhammad (sengaja saya pakai “tanda kutip” karena saya tidak sependapat kalau mereka adalah keturunan nabi. Saya lebih suka menyebut mereka sebagai keturunan Ali bin Abi Thalib).
Tetapi ada pula yang dari komunitas non-sadah, yaitu kelompok Irsyadi (golongan menengah) dan Qaba’il (kelas rendahan). Dalam sejarahnya, di Yaman, komunitas Irshadi ini sering terlibat konflik dengan kelompok sadah karena “rebutan” otoritas keislaman, konflik atas klaim sebagai “keturuan” nabi, serta perbedaan tafsir atas pemahaman keagamaan (lihat studi Nels Johnson, Islam and the Politics of Meaning in Palestinian Nationalism).
0 comments:
Post a Comment