Menteri Transportasi dan Aviasi pemerintahan IEA Afghanistan Malvi Hamidullah dilaporkan mengadakan pertemua dengan Dubes Turki dan Rusia di Kabul.
Menurut Suhail Shaheen pertemuan tersebut membahas mengenai Bandara Internasional Hamid Karzai dan kemungkinan peluang kerja sama dengan Turki dan Rusia.
Bandara Kabul sendiri sudah mulai beroperasi berkat bantuan teknisi dari Qatar dan Turki dan tidak diketahui alasan utama pertemuan dengan Rusia.
Namun spekulasi beredar soal kemungkinan membahas keamanan bandara dari serangan udara.
Sebagaimana diketahui, pada periode pertama pemerintahan Taliban di akhir tahun 90-an, Afghanistan memiliki sistem pertahanan udara yang diwarisi dari Uni Soviet.
Namun sistem tersebut disita dan dihancurkan usai invasi AS dkk di 2001.
Saat ini praktis Afghanistan tidak mempunyai pertahanan udara baik untuk pesawat, drone maupun lainnya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Turki tetap akan membeli tambahan rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia sebagaimana dibuat dalam kontrak namun pengoperasiannya dipindahkan ke 'Asia Tengah' menyusul keberatan oleh AS dan NATO.
Karena pembeluan ini pula peluang Turki untuk membeli pesawat siluman F-35 dibatalkan oleh Donald Trump saat itu.
Turki berusaha memindahkan S-400 ke Asia Tengah agar tetap dapat kontrak pembelian F-35 dari AS.
Kemungkinan Afghanistan dan Uzbekistan akan menjadi pilihan. Namun jika penempatan dilakukan di Afghanistan maka akan dibutuhkan kerja sama militer kedua negara. Pilihan berikutnya adalah menempatkan S-400 tersebut di Somalia.
Di Mogadishu, Turki memiliki pangkalan militer terbesar di Afrika.
0 comments:
Post a Comment