Berangsur Damai, Ratusan Ribu Pengungsi Suriah Kembali ke Tanah Air

ilustrasi


BeritaDEKHOPresiden Turki mengatakan bahwa sekitar 365.000 pengungsi telah kembali ke tanah air mereka di Suriah.

Seperti dilansir Kantor Berita Anadolu yang dikutip Antara awal pekan ini, para pengungsi Suriah tersebut sudah pulang ke wilayah yang telah diamankan Turki melalui operasi antiterornya, kata Recep Tayyip Erdogan. (baca)

Erdogan menegaskan bahwa Turki akan berupaya agar lebih banyak pengungsi Suriah bisa pulang, baik dengan menyelenggarakan pertemuan donor internasional maupun melalui beberapa proyek percontohan.

Masih kata Erdogan, Turki telah mengamankan satu daerah seluas lebih dari 8.100 kilometer persegi (3.130 mil persegi) di Suriah utara bagi kepulangan mereka.

Ia mengatakan, pengamanan itu dicapai melalui operasi militer lintas-perbatasan yang dilakukan Turki di Suriah. Ia merujuk pada Operasi Perisai Eufrat, Cabang Zaitun dan Operasi Perdamaian Musim Semi.

Di dalam operasi itu, Turki melumpuhkan 3.500 anggota ISIS dan menangkap 5.500 lagi.
Pada 9 Oktober, Turki melancarkan Operasi Perdamaian Musim Semi untuk menumpas pelaku teror dari Suriah utara guna mengamankan perbatasan Turki, membantu kepulangan pengungsi Suriah secara aman, dan menjamin keutuhan wilayah Suriah. Ankara ingin membersihkan Suriah utara di sisi timur Sungai Eufrat dari anggota PKK dan cabangnya di Suriah, YPG.

Sementara itu, dari Washington dilaporkan, sekitar 600 personel militer AS akan tetap berada di Suriah utara untuk memastikan kelompok ISIS berhasil ditumpas habis. Demikian diungkapkan Ketua Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley dalam pernyataan, Minggu 10 November 2019 waktu setempat seperti dilansir Reuters, Senin.

Miley mengatakan kepada ABC News bahwa kurang dari 1.000 tentara akan dipertahankan di negara itu. Ia tidak menyebutkan secara pasti jumlahnya, hanya menyebut berkisar 500 sampai 600 personel.

"Akan di daerah itu," kata Milley dalam program pagi This Week Sunday. "Kami takkan menetapkan jumlah pasti sebab saat ini kami masih melakukan analisis."

Presiden AS Donald Trump telah mengingkari janji mengenai penarikan penuh pasukan AS yang ia umumkan pada awal Oktober. Ia mengakui bahwa sebenarnya sebagian tentara akan tetap berada di wilayah tersebut "untuk mengamankan minyak". Pentagon telah menyatakan bahwa penghasilan dari sumber daya alam itu akan diberikan kepada SDF, sekutu setia Washington dalam melawan ISIS di Suriah.

Namun, Milley menyatakan, di dalam wawancara televisi pertamanya sejak ia memangku jabatan pada September, bahwa misi AS di Suriah akan tetap sama.

"Masih ada petempur ISIS di Suriah dan jika tekanan tidak dipertahankan atas kelompok tersebut, akan ada kemungkinan sangat nyata bahwa ISIS jadi punya kesempatan untuk bangkit lagi," kata jenderal Angkatan Darat itu. "Jejaknya akan kecil, tapi sasarannya akan tetap sama."

Milley mengatakan, kematian pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi selama serangan AS di Suriah utara bulan lalu akan "sangat berdampak pada organisasi itu secara keseluruhan".

"Mereka tampaknya sudah punya seorang pemimpin baru. Kami memang memiliki banyak informasi mengenai orang itu, dan kami akan melihat dalam beberapa hari ke depan, dan beberapa pekan ke depan, dan beberapa bulan ke depan, apakah ia mampu menyatukan organisasinya atau tidak," katanya. "Kami akan memperhatikan dia dengan seksama. Dan di mana peluang muncul, kami akan memburu dia juga. (adm)

Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH 
Share on Google Plus

About peace

Berita Dekho (www.beritadekho.com) merupakan media nasional yang pada awalnya didirikan untuk mempromosikan potensi alumni Indonesia yang pernah kuliah dan menimba ilmu di India dan negara-negara Asia Selatan. Lihat info selanjutnya di sini

0 comments:

Post a Comment

loading...