Jika Afghanistan sekarang adalah milik Jepang, maka semua industri elektroniknya sampai industri kapal bisa dipenuhi oleh SDA atau bahan tambang yang ada di dalam perutnya.
Ya, kekayaan alam Afghanistan tidak hanya migas tapi juga uranium sampai logam tanah jarang.
Kekayaan biji besinya diperkirakan bisa membangun 200 ribu menara eifel.
Sejak ribuan tahun yang lalu, era Harapa maupun Iskandar Zulkarnean (Alexander the Great) Afghanistan telah dikenal sebagai tanah tambang khususnya batu mulia Lapiz Lazuli dan tembaga.
Beberapa penggalian arekologi pada raja-raja Mesir kuno ditemukan aksesoris yang bahan tambangnya diperkirakan berasal dari Afghanistan.
Jika investasi dari luar negeri sulit di dapat, sebenarnya IEA Taliban bisa andalkan kemampuan konglomerat lokal dalam mengolah tambang tersebut.
Hanya saja untuk ekspor hanya dapat dilakukan melalui Pakistan karena Afghanistan tidak mempunyai laut.
0 comments:
Post a Comment