![]() |
ilustrasi |
Ma'ruf pun dibawa Jokowi ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Jumat (10/8), guna mendaftar jadi peserta Pilpres 2019.
Dipilihnya Ma'ruf itu disebut melengkapi duet Jokowi jadi nasionalis-religius. Pasalnya, PDIP yang merupakan afiliasi politik Jokowi dikenal sebagai parpol nasionalis. Di sisi lain, Ma'ruf berasal dari kubu religius yang ditandai dari dua jabatan yang ia pegang saat ini yakni sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Rais Aam PB Nahdlatul Ulama.
Masuknya Ma'aruf sebagai cawapres Jokowi menjadikannya satu dari lima tokoh NU yang pernah mendaftar untuk menduduki kursi istana pascareformasi di Republik Indonesia.
Sejak Pemilihan Umum (Pemilu) langsung pertama kali pada 2004 lalu hingga sekarang, termasuk Ma'ruf telah ada lima tokoh NU yang ikut mencalonkan diri dalam ajang Pilpres.
Pada tahun 2004 setidaknya ada tiga tokoh NU yang tercatat meramaikan pemilu presiden langsung kala itu.
Pertama adalah Mantan Wakil Presiden RI Hamzah Haz yang mendaftar sebagai calon presiden. Ia dampingi mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden.
Kedua ada nama Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Solah. Adik dari mendiang Presiden Ke-3 RO Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Wiranto pada Pemilu 2004.
Terakhir adalah Hasyim Muzadi yang merupakan Ketua Umum PBNU pengganti Gus Dur yang dipinang menjadi calon wakil presiden dari calon presiden Megawati Soekarnoputri.
Pada pemilu 2004 yang diikuti empat pasang calon presiden-wakil presiden itu kemudian dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla. Setelah pemilu tersebut, pada dua pilpres selanjutnya tak ada kader NU yang mengikuti kontestasi demokrasi hingga kini muncul nama Ma'ruf.
Tokoh NU yang Pernah Mencicip Kursi Istana
Setelah reformasi pecah pada 1998 silam, NU pernah menempatkan satu tokohnya di istana yakni Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang ditentukan lewat MPR. Gus Dur memimpin negara ini dengan didampingi Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri.
Sayang, nasib cucu dari pendiri NU, Hasyim Asyari, itu tak merasakan kursi istana hingga akhir periode kepresidenan. Di tengah periode, pertengahan 2001, Gus Dur dimakzulkan MPR lewat sidang istimewa. Akhirnya, Megawati pun naik menggantikan dirinya dan menjadi presiden ke-4 RI.
Selain Gus Dur, tokoh NU yang pernah merasakan duduk di istana lainnya adalah Hamzah Haz. Dia terpilih sebagai wakil presiden mendampingi Megawati lewat pemilihan tidak langsung mengalahkan SBY dan Akbar Tandjung. (sumber/adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
Pertama adalah Mantan Wakil Presiden RI Hamzah Haz yang mendaftar sebagai calon presiden. Ia dampingi mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden.
Kedua ada nama Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Solah. Adik dari mendiang Presiden Ke-3 RO Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Wiranto pada Pemilu 2004.
Terakhir adalah Hasyim Muzadi yang merupakan Ketua Umum PBNU pengganti Gus Dur yang dipinang menjadi calon wakil presiden dari calon presiden Megawati Soekarnoputri.
Pada pemilu 2004 yang diikuti empat pasang calon presiden-wakil presiden itu kemudian dimenangkan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla. Setelah pemilu tersebut, pada dua pilpres selanjutnya tak ada kader NU yang mengikuti kontestasi demokrasi hingga kini muncul nama Ma'ruf.
Tokoh NU yang Pernah Mencicip Kursi Istana
Setelah reformasi pecah pada 1998 silam, NU pernah menempatkan satu tokohnya di istana yakni Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang ditentukan lewat MPR. Gus Dur memimpin negara ini dengan didampingi Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri.
Sayang, nasib cucu dari pendiri NU, Hasyim Asyari, itu tak merasakan kursi istana hingga akhir periode kepresidenan. Di tengah periode, pertengahan 2001, Gus Dur dimakzulkan MPR lewat sidang istimewa. Akhirnya, Megawati pun naik menggantikan dirinya dan menjadi presiden ke-4 RI.
Selain Gus Dur, tokoh NU yang pernah merasakan duduk di istana lainnya adalah Hamzah Haz. Dia terpilih sebagai wakil presiden mendampingi Megawati lewat pemilihan tidak langsung mengalahkan SBY dan Akbar Tandjung. (sumber/adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
0 comments:
Post a Comment