![]() |
ilustrasi |
Nisful dipilih oleh 21 pimpinan cabang se-Sumut dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) I ISNU Sumut yang dibuka oleh Ketua Umum ISNU Pusat, Ali Masykur Musa di Medan, Sabtu (7/4).
Proses pemilihan ketua ISNU Sumut berlangsung secara demokratis, meski sebelumnya disebut-sebut beberapa kader muda Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan siap bersaing memimpin organisasi otonom NU yang baru dibentuk tahun 2012 tersebut.
Nama-nama kandidat yang mulai beredar di arena Konferwil, antara lain Aswan Jaya, Nisful Khoiri, Zainal Arifin Ritonga dan Fadli Yasir.
Para pemilik suara Konferwil I ISNU Sumut selain memilih secara aklamasi Nisful Khoiri, juga menyatakan sepakat menetapkan Fadli Yasir sebagai sekretaris ISNU Sumut.
Fadli Yasir merupakan mantan Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sumut.
Sebelumnya, Ketua Umum ISNU Ousat, Ali Masykur Musa saat membuka Konferwil I ISNU Sumut, mengemukakan ISNU merupakan wadah organisasi intelektual yang banyak dilirik orang.
“Ini (ISNU) barang cantik, karena itu jangan mau dibentur-benturkan,” katanya.
Karena itu, ia mengajak segenap pengurus dan keluarga besar ISNU agar bahu membahu merumuskan pemikiran yang lebih strategis dan inovatif, terutama dalam mengembangkan Islam sekaligus merawat kebangsaan dan cinta Tanah Air.
Bagi ISNU, kata dia, semangat cinta tanah air adalah sebagian dari cinta terhadap Allah SWT, sehingga tak ada kulit ari yang menjadi hijab antara Tuhan, Rasul, Indonesia dan NU.
“ISNU harus berpikir lebih strategis lagi, apalagi ada sekitar 27 rektor yang bergabung di organisasi ini,” ujar Ali Masykur.
Sebelumnya Ketua NU Sumut, Afifuddin Lubis mengatakan, NU dan ISNU memiliki hubungan yang tidak bisa terpisahkan.
Dikatakannya, keberadaan ISNU sangat penting bagi NU karena merupakan organisasi pemuda dan cendekiawan yang senantiasa diharapkan berkontribusi nyata secara positif untuk mengembangkan organisasi.
Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara Islam di Timur Tengah dengan Islam di Indonesia karena ulama di Timur Tengah sangat jarang bicara tentang kebangsaan.
Sementara di Indonesia justru pelaku nasionalisme adalah para ulama.
Garis politik NU, kata mantan Pj Walikota Medan adalah menyebarkan Islam di Indonesia serta tetap konsisten untuk NKRI, karena visi dan misinya ingin menjadikan Indonesia negara yang aman dan dan damai.
“Kita berharap ISNU yang telah memiliki 21 cabang di kabupaten/kota Sumatera Utara ini dapat berkembang lebih baik lagi dan memberikan pemikiran positif bagi organisasi,” kata Afifuddin.
Acara Konferwil I ISNU Sumut juga diisi dengan dialog kebudayaan bertajuk ‘Radikalisme, Politik Identitas dan Pilgubsu’. (sumber/adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
0 comments:
Post a Comment