Pangkalan seluas 4.000 hektar ini tetap dapat digunakan sebagai salah satu pangkalan militer IEA Taliban.
Namun sisanya dinilai dapat digunakan untuk kemaslahatan bangsa mengingat 1/3 warga Afghanistan mempunyai trauma mendalam dengan tempat yang dikenal dengan praktik penyiksaan selama 20 tahun penjajahan itu.
Sebelumnya beredar isu bahwa Tiongkok tertarik menyewa pangkalan tersebut yang akhirnya dibantah.
Pangkalan Bagran tidak membutuhkan perombakan besar jika dijadikan kota terpadu dengan universitas berkelas dunia karena infrastrukturnya telah tersedia.