BeritaDEKHO - Alunni Indonesia dari Yordania (HAPMI), mengadakan acara silaturrahmi di Bogor baru-baru ini.
Acara yang diisi dengan pengukuhan pengurus diadakan pada 28 Januari 2017 di Pesantren Darul Mahsun, Blok Kihiyang Rt 07 Rw 04, Kampung Pasir Karet Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Acara tersebut dihadiri oleh alumni dan pengurus HAPMI dari seluruh Indonesia. Terdiri dari alumni yang baru tamat maupun alumni senior.
"Salam. Terima kasih tak terhingga kepada KH Mardhani Zuhri yang sudah memfasilitasi HAPMI Yordania untuk dikukuhkan dan memprakarsai silaturahim alumni, terima kasih juga panitia pertemuan alumni, teman-teman pengurus HAPMI para senior dan abang-abang yang sudah menyempatkan waktunya. Semoga dengan acara silaturahim ini kita bisa bersinergi," ujar Ketua HAPMI, Tengku Marjuwan Ibrahim, dalam sebuah pesan di WA.
Indonesia merupakan salah satu tujuan belajar bergengsi bagi calon mahasiswa Indonesia. Hubungan ekonomi kedua negara juga terus berkembang.
Baru-baru ini, dilaporkan Warta Ekonomi, Indonesia terus menjajaki peluang investasi di Yordania, khususnya dalam industri pupuk.
Kementerian Luar Negeri RI mengatakan pihaknya sedang mengkaji peluang investasi industri yang dalam proses produksinya menggunakan bahan baku gas dan fosfat, seperti industri pupuk, di Yordania.
Kajian oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kemlu itu dilakukan menyusul kesepakatan "zero tariff" ekspor produk Yordania ke Uni Eropa karena negara Timur Tengah tersebut bersedia menahan arus pengungsi yang akan menyeberang ke Eropa.
"Kami sedang mengkaji peluang kerja sama ini, tetapi Yordania mensyaratkan penggunaan tenaga kerja lokal 25 persen," tutur Kepala BPPK Kemlu Siswo Pramono di Jakarta, Rabu.
Investasi Indonesia dalam pembangunan pabrik pupuk di Yordania dinilai menguntungkan dari sisi biaya produksi dan jangkauan jarak ekspor.
Jika dibandingkan dengan harga gas alam yang mencapai lima dolar AS per MMBTU, harga gas alam di Yordania lebih murah hanya berkisar dua dolar AS per MMBTU. Selain itu, lokasi negara penghasil fosfat itu pun lebih dekat dengan dua tujuan utama produk pupuk Indonesia yakni Amerika Utara dan Eropa.
Kerja sama yang dijalin antara Kemlu RI dan Pangeran Yordania Hassan bin Talal, yang merupakan paman dari Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein, dianggap cukup konkret implementasinya dalam perluasan hubungan ekonomi kedua negara.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan PT Pupuk Sriwijaya dan PT Pupuk Indonesia, serta semua perusahaan yang menggunakan bahan baku gas alam dan fosfat tentang peluang ini," tutur Siswo.
Dengan pangsa pasar yang bagus, Yordania memiliki beberapa proyek investasi yang bisa dimanfaatkan oleh para investor Indonesia seperti proyek pengembangan energi terbarukan, pengelolaan air bersih, infrastruktur, pariwisata, industri dan kesehatan.
Dengan berinvestasi di Yordania, perusahaan-perusahaan Indonesia bisa ikut membangun kembali Timur Tengah pascakonflik dengan mempekerjakan warga lokal dan pengungsi.
Sejak diberlakukan perjanjian perdagangan bebas pada pertengahan 2016, produk-produk Yordania lebih mudah masuk ke pasar Eropa dengan kandungan lokal hanya sebesar 30 persen, lebih rendah daripada aturan sebelumnya yang mensyarakatkan kandungan lokal 65 persen.
Selain itu, kesepakatan tersebut juga mengharuskan perusahaan-perusahaan di Yordania mempekerjakan minimal 15 persen pengungsi Suriah sebagai upaya Uni Eropa membantu Yordania yang telah menampung ribuan pengungsi dari daerah konflik tersebut. (adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH
Acara yang diisi dengan pengukuhan pengurus diadakan pada 28 Januari 2017 di Pesantren Darul Mahsun, Blok Kihiyang Rt 07 Rw 04, Kampung Pasir Karet Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Acara tersebut dihadiri oleh alumni dan pengurus HAPMI dari seluruh Indonesia. Terdiri dari alumni yang baru tamat maupun alumni senior.
"Salam. Terima kasih tak terhingga kepada KH Mardhani Zuhri yang sudah memfasilitasi HAPMI Yordania untuk dikukuhkan dan memprakarsai silaturahim alumni, terima kasih juga panitia pertemuan alumni, teman-teman pengurus HAPMI para senior dan abang-abang yang sudah menyempatkan waktunya. Semoga dengan acara silaturahim ini kita bisa bersinergi," ujar Ketua HAPMI, Tengku Marjuwan Ibrahim, dalam sebuah pesan di WA.
Indonesia merupakan salah satu tujuan belajar bergengsi bagi calon mahasiswa Indonesia. Hubungan ekonomi kedua negara juga terus berkembang.
Baru-baru ini, dilaporkan Warta Ekonomi, Indonesia terus menjajaki peluang investasi di Yordania, khususnya dalam industri pupuk.
Kementerian Luar Negeri RI mengatakan pihaknya sedang mengkaji peluang investasi industri yang dalam proses produksinya menggunakan bahan baku gas dan fosfat, seperti industri pupuk, di Yordania.
Kajian oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kemlu itu dilakukan menyusul kesepakatan "zero tariff" ekspor produk Yordania ke Uni Eropa karena negara Timur Tengah tersebut bersedia menahan arus pengungsi yang akan menyeberang ke Eropa.
"Kami sedang mengkaji peluang kerja sama ini, tetapi Yordania mensyaratkan penggunaan tenaga kerja lokal 25 persen," tutur Kepala BPPK Kemlu Siswo Pramono di Jakarta, Rabu.
Investasi Indonesia dalam pembangunan pabrik pupuk di Yordania dinilai menguntungkan dari sisi biaya produksi dan jangkauan jarak ekspor.
Jika dibandingkan dengan harga gas alam yang mencapai lima dolar AS per MMBTU, harga gas alam di Yordania lebih murah hanya berkisar dua dolar AS per MMBTU. Selain itu, lokasi negara penghasil fosfat itu pun lebih dekat dengan dua tujuan utama produk pupuk Indonesia yakni Amerika Utara dan Eropa.
Kerja sama yang dijalin antara Kemlu RI dan Pangeran Yordania Hassan bin Talal, yang merupakan paman dari Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein, dianggap cukup konkret implementasinya dalam perluasan hubungan ekonomi kedua negara.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan PT Pupuk Sriwijaya dan PT Pupuk Indonesia, serta semua perusahaan yang menggunakan bahan baku gas alam dan fosfat tentang peluang ini," tutur Siswo.
Dengan pangsa pasar yang bagus, Yordania memiliki beberapa proyek investasi yang bisa dimanfaatkan oleh para investor Indonesia seperti proyek pengembangan energi terbarukan, pengelolaan air bersih, infrastruktur, pariwisata, industri dan kesehatan.
Dengan berinvestasi di Yordania, perusahaan-perusahaan Indonesia bisa ikut membangun kembali Timur Tengah pascakonflik dengan mempekerjakan warga lokal dan pengungsi.
Sejak diberlakukan perjanjian perdagangan bebas pada pertengahan 2016, produk-produk Yordania lebih mudah masuk ke pasar Eropa dengan kandungan lokal hanya sebesar 30 persen, lebih rendah daripada aturan sebelumnya yang mensyarakatkan kandungan lokal 65 persen.
Selain itu, kesepakatan tersebut juga mengharuskan perusahaan-perusahaan di Yordania mempekerjakan minimal 15 persen pengungsi Suriah sebagai upaya Uni Eropa membantu Yordania yang telah menampung ribuan pengungsi dari daerah konflik tersebut. (adm)
Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH