Kemenpora Akan Cairkan Bonus Asean Para Games

3 min read
BeritaDEKHO - Asean Para Games (APG) 2015 Singapura telah usai. Indonesia berada di peringkat kedua dengan meraih 81 emas, 74 perak, dan 63 perunggu dengan total 218 medali. Atas prestasi tersebut pemerintah akan memberikan bonus kepada para atlet yang nominalnya sama dengan bonus SEA Games 2015 yang akan dicairkan awal tahun 2016. Hal itulah yang disampaikan oleh Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Djoko Pekik pada konfrensi pers di Media Center, Kemenpora, Jakarta.

Terkait bonus, pemerintah akan memberikan penghargaan berupa bonus kepada atlet dan pelatih yang berhasil meraih medali. "Besarnya bonus sama dengan SEA Games. Bonus akan diterima awal tahun 2016 karena sejak 15 Desember ini sudah tutup buku," terang Djoko.

Hasil APG 2015 yang menempatkan Indonesia di urutan kedua, sama dengan peringkat seperti APG 2011 saat menjadi tuan rumah. Pada APG 2008 Thailand, Indonesia di peringkat empat. Peringkat yang sama (empat) juga diraih saat APG 2009 Malaysia. Prestasi terbaik adalah pada APG 2014 Myanmar, karena Indonesia di peringkat satu, sehingga menjadi juara umum.

"Hasilnya, cabor atletik, ten pin bowling, catur, menembak, panahan, cerebral palsy football, renang, dan tenis meja tidak mencapai target. Hanya goalball yang sesuai target, yakni dapat 1 perunggu. Sementara angkat berat dan bulutangkis malah melebihi target. Bulutangkis dari target 6 emas, mendapat 8 emas, sementara angkat berat dari target 4 emas, mendapat 5 emas," tambah Djoko.

"APG 2015 digelar pada 3-9 Desember 2015 dan diikuti 10 negara peserta se-kawasan, minus Timor Leste. Dari 15 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan, Indonesia mengikuti 11 cabor. Yakni panahan, atletik, badminton, cerebral palsy football, catur, goalball, angkat berat, menembak, renang, tenis meja, dan ten pin bowling. Sementara cabor yang tidak diikuti Indonesia adalah boccia, sailing, wheel chair basket ball, dan 5 a side football," ujar Djoko.

Jumlah atlet Indonesia di APG 2015 sebanyak 190 orang; terbanyak ketiga setelah Thailand 263 orang dan Malaysia 194 orang. Sementara atlet Vietnam 127 orang, dan Singapura 152 orang. Komposisi atlet Indonesia terbanyak di cabor atletik 43 orang, disusul renang 39 orang, tenis meja 34 orang, serta catur dan bulutangkis sama-sama 15 orang.

Atletik menjadi cabor peraih medali terbanyak, yakni 27 emas, 24 perak, dan 16 perunggu. Kemudian renang mendapat 17 emas, 17 perak, dan 16 perunggu. Tenis meja 15 emas, 13 perak, dan 10 perunggu. Catur 9 emas, 10 perak, dan 6 perunggu. Bulutangkis 8 emas, 4 perak, dan 7 perunggu. Angkat berat 5 emas, 2 perak, dan 2 perunggu.

Atlet peraih medali terbanyak adalah Musa Caru Baba (renang) dengan 4 emas dan 1 perak. Disusul Setiyo Budi Hartanto (atletik) dengan 4 emas, Jendi Pangabean (renang) 3 emas, 2 perak, dan 1 perunggu, Ngaimin (renang) 3 emas dan 2 perak, dan Martin Losi (atletik) 3 emas dan 1 perak.

Dikutip dari Kemenpora.go.id, mengenai pelayanan APG 2015, Chef De Mission (CDM) APG 2015 yang juga Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora Faisal Abdullah mengatakan cukup puas. "Transportasi, liason officer, hingga menginapnya di Marina Bay. Itu hotel termahal di Singapura. SEA Games 2015 saja menginapnya tidak disitu. Lalu, tidak ada satupun atlet terkena diare karena problem makanan," ujar Faisal.

Menurut Faisal, melesetnya target medali disebabkan penggunaan sistem baru dalam proses klasifikasi. "Singapura menggunakan standar classifier yang direkomendasikan langsung oleh International Paralympic Committee. Salah satu yang sangat kentara adalah hasil klasifikasi terletak pada cabang renang. Ada rekomendasi dari International Sport Federation for Persons with Intellectual Disability (INASFID). Ada 10 atlet renang kita tidak lolos kualifikasi karena tidak mempunyai record (catatan) sejak kapan menderita tuna grahita. Deteksi record mulai umur 3 tahun. Ini menyebabkan kans mendapatkan 10 medali emas dari renang, pupus," ujar Faisal.

Untuk persiapan keikutsertaan Indonesia di APG berikutnya di Kuala Lumpur, pemerintah mengupayakan agar seluruh cabor yang dipertandingkan, diikuti. "Selain itu, perlu meningkatkan pendidikan bagi classifier agar tidak terjadi kesalahan identifikasi klasifikasi kecacatan. Perlu juga keselarasan kebutuhan anggaran dengan penyelenggaraan yang terkait pengiriman dan training center atlet selama pelatnas," tutur Faisal. Selain Djoko Pekik dan Faisal Abdullah, hadir pula dalam konferensi pers ini Wakil CDM Bayu Rahadian dan Kabag Humas Amar Ahmad. (red2)

Post a Comment