BeritaDEKHO - Isu Bela Negara belakangan ini menjadi hot topik di berbagai media. Ada polemik yang terjadi seputar isu ini, dipicu oleh kekhawatiran sistem ini akan menyerupai wajib militer.
Isu ini berkembang seiring dengan belum berhentinya bencana asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.
Bencana asap ini, tidak akan meungkin terjadi kalau para pengusaha dan karyawannya mengerti arti membela negara Mereka tidak akan mau membakar hutan yang dapat menimbulkan kerugian negara dan rakyatnya menderita.
Mereka juga tidak akan membiarkan hutan yang mereka dapat sebagai konsesi, terbakar karena musim kering, dan menjadi bencana nasional, karena mereka akan mengerti bahwa konsesi mereka itu di dapat dari negara yang dimiliki oleh rakyat.
Dua isu ini sebenarnya layak disatukan. Antara bela negara dan kebakaran hutan.
Bela Negara misalnya dapat merekrut 1 juta minimal rakyat untuk tahap pertama. Mereka dpat dilatih kemampuan dasar survival dan cinta negara seperti cara memadamkan api.
Pasukan massal ini dapat didistribusikan ke tititk-titik api di Sumatera, Kalimantan dan bahkan ke Indonesia Timur yang sudah mulai mengalami kekeringan.
Mereka dapat menjadi pemadam kebakaran hutan, sebelum alat-alat canggih lainnya tiba. Rekrutmen rakyat untuk bela negara itu, bisa juga didahulukan orang setempat yang berada di sekitar hospot. Agar mobilisasi mereka tidak menjadi beban yang banyak bagi negara.
Untuk ke depan, pemerintah harus lebih mengetatkan pemberian izin konsesi hutan. Para pengusaha yang mendapat konsesi huta, minimal harus memiliki helikopter dan tim pemadaman kebakaran untk per seratus hektar. Pemerintah harus ketat menerakan aturan ini.
Para pengusaha hutan juga seharusnya dapat didahulukan untuk menjadi anggota bela negara berikutnya. Mereka harus diberi pegertian bahwa perusakan hutan dan ekosistemnya bukanlah cara yang tepat untuk mencari keuntungan atau untuk meminimalisasi biaya operasi pembukaan lahan.
Semoga Indonesia menjadi lebih baik ke depan
Isu ini berkembang seiring dengan belum berhentinya bencana asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.
Bencana asap ini, tidak akan meungkin terjadi kalau para pengusaha dan karyawannya mengerti arti membela negara Mereka tidak akan mau membakar hutan yang dapat menimbulkan kerugian negara dan rakyatnya menderita.
Mereka juga tidak akan membiarkan hutan yang mereka dapat sebagai konsesi, terbakar karena musim kering, dan menjadi bencana nasional, karena mereka akan mengerti bahwa konsesi mereka itu di dapat dari negara yang dimiliki oleh rakyat.
Dua isu ini sebenarnya layak disatukan. Antara bela negara dan kebakaran hutan.
Bela Negara misalnya dapat merekrut 1 juta minimal rakyat untuk tahap pertama. Mereka dpat dilatih kemampuan dasar survival dan cinta negara seperti cara memadamkan api.
Pasukan massal ini dapat didistribusikan ke tititk-titik api di Sumatera, Kalimantan dan bahkan ke Indonesia Timur yang sudah mulai mengalami kekeringan.
Mereka dapat menjadi pemadam kebakaran hutan, sebelum alat-alat canggih lainnya tiba. Rekrutmen rakyat untuk bela negara itu, bisa juga didahulukan orang setempat yang berada di sekitar hospot. Agar mobilisasi mereka tidak menjadi beban yang banyak bagi negara.
Untuk ke depan, pemerintah harus lebih mengetatkan pemberian izin konsesi hutan. Para pengusaha yang mendapat konsesi huta, minimal harus memiliki helikopter dan tim pemadaman kebakaran untk per seratus hektar. Pemerintah harus ketat menerakan aturan ini.
Para pengusaha hutan juga seharusnya dapat didahulukan untuk menjadi anggota bela negara berikutnya. Mereka harus diberi pegertian bahwa perusakan hutan dan ekosistemnya bukanlah cara yang tepat untuk mencari keuntungan atau untuk meminimalisasi biaya operasi pembukaan lahan.
Semoga Indonesia menjadi lebih baik ke depan