Kadis Kalimantan Utara Berharap Rencana Investasi India Benar Terwujud

1 min read
BeritaDEKHO - Kementerian Perhubungan memberikan peluang kepada India untuk berinvestasi pada sektor transportasi udara di Tanah Air.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka peluang pada India untuk berinvestasi pada empat bandara yaitu Bandara Juwata Tarakan, Bandara Labuan Bajo, Bandara Kuala Namu, dan Bandara Raden Inten II.

Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Utara Taupan Majid melalui Kepala Bidang Perhubungan Udara Andi Nasuha mengemukakan, kebijakan kementerian itu harus didukung oleh daerah. Ia berharap rencana investasi India itu bisa mewujud nyata.

"Kita tentu mau bandara kita bagus. Melayani banyak penumpang. Semakin sibuk, tentu dampak ekonominya makin bagus," kata Andi saat dikonfirmasi, Minggu (25/3/2018).

Selain domestik, Bandara Juwata Tarakan diharapkan makin banyak melayani penerbangan-penerbangan ke internasional. Melihat letak geografis Kota Tarakan, memungkinkan jarak dekat terhubung ke beberapa negara seperti Filipina, Cina, Jepang, negara Asia lainnya, termasuk Eropa, dan Amerika.

Yang tak kalah pentingnya, anggaran negara baik APBN maupun APBD tidak akan terkuras lagi untuk membenahi bandara tersebut. APBN dan APBD yang biasa terkucur ke Bandara Juwata kata Andi dapat dialihkan untuk membenahi bandara dan lapangan terbang lainnya di Kalimantan Utara.

"Kita kan banyak bandara dan lapangan terbang yang masih harus ditingkatkan. Seperti bandara Yuvai Semaring di Long Bawan, termasuk Bandara Tanjung Harapan, Bandara Nunukan, dan Bandara RA Bessing Malinau," katanya.

Tahun lalu Dinas PUPR Perkim Kalimantan Utara mengucurkan dana Rp 7,9 miliar membangun kanal sepanjang 2,5 kilometer yang menghubungkan bandara Juwata dengan pantai. Bandara itu dirancang sebagai bandara antar moda yang terkoneksi dengan pelabuhan speedboat.

Dua tahun lalu, tepatnya 23 Maret 2016, Bandara Internasional Juwata Tarakan diresmikan Presiden Joko Widodo. Bandara ini punya landasan pacu 2.250 meter.

Posisinya yang strategis membuat Presiden Joko Widodo saat itu menyebutkan bandara ini bisa dijadikan bandara transit internasional. Terminalnya seluas 12.440 meter persegi, dengan kapasitasnya maksimumnya bisa melayani sebanyak 3 juta penumpang per tahun dengan masa operasi jam 6 pagi hingga jam 8 malam.  (sumber/adm)

Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH 

Post a Comment