BeritaDEKHO - PT Indo-Rama Synthetics Tbk (Indorama) meresmikan beroperasinya pabrik benang pintal baru di Subang, Purwakarta, Jawa Barat yang menelan investasi US$40 juta atau setara Rp556 miliar.
Komisaris Utama Indorama Sri Prakash Lohia, alumni Indonesia dari India (Univesrsitas Delhi/1971) menjelaskan beroperasinya pabrik tersebut menambah jumlah pabrik perusahaan menjadi sembilan unit. Pabrik di Subang menurut Sri Prakash memiliki kapasitas produksi sebesar 10.800 metrik ton per tahun dengan proyeksi pendapatan per tahun mencapai US$40 juta.
Pria terkaya ke enam di Indonesia versi majalah Forbes sepanjang 2015 tersebut mengatakan setidaknya 270 orang warga sekitar dipekerjakan oleh pabrik baru Indorama.
Lihat: Daftar Alumni India di Indonesia
"Kami menggunakan teknologi baru dengan 40 ribu mata pintal di setiap mesinnya yang canggih sehingga barang langsung dari bahan baku sampai keluar tidak perlu banyak tenaga manusia," kata Sri Prakash, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (10/2).
Ia menjelaskan Indorama telah memiliki tanah seluas 50 hektare lokasi pendirian pabrik tersebut sejak 1997, namun baru mulai dibangun pada tahun lalu dengan masa konstruksi tujuh bulan.
Sri Prakash yang tahun lalu mengempit kekayaan sebanyak US$4,7 miliar tersebut mengatakan, pabrik baru di Subang akan lebih fokus menjual hasil produksinya ke luar negeri dengan komposisi ekspor 74 persen dan sisanya untuk pasar domestik.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berharap ekspansi Indorama akan mendukung program pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat kabupaten Purwakarta dan sekitarnya.
“Industri benang pintal sebagai industri hulu industri tekstil masih memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan terutama di Jawa Barat yang masih sangat kompetitif. Kami akan terus mengawal investasi industri tekstil yang merupakan industri prioritas yang sedang didorong pemerintah karena bersifat padat karya dan berorientasi ekspor," kata Franky dikutip dari CNN. (adm)
Komisaris Utama Indorama Sri Prakash Lohia, alumni Indonesia dari India (Univesrsitas Delhi/1971) menjelaskan beroperasinya pabrik tersebut menambah jumlah pabrik perusahaan menjadi sembilan unit. Pabrik di Subang menurut Sri Prakash memiliki kapasitas produksi sebesar 10.800 metrik ton per tahun dengan proyeksi pendapatan per tahun mencapai US$40 juta.
Pria terkaya ke enam di Indonesia versi majalah Forbes sepanjang 2015 tersebut mengatakan setidaknya 270 orang warga sekitar dipekerjakan oleh pabrik baru Indorama.
Lihat: Daftar Alumni India di Indonesia
"Kami menggunakan teknologi baru dengan 40 ribu mata pintal di setiap mesinnya yang canggih sehingga barang langsung dari bahan baku sampai keluar tidak perlu banyak tenaga manusia," kata Sri Prakash, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (10/2).
Ia menjelaskan Indorama telah memiliki tanah seluas 50 hektare lokasi pendirian pabrik tersebut sejak 1997, namun baru mulai dibangun pada tahun lalu dengan masa konstruksi tujuh bulan.
Sri Prakash yang tahun lalu mengempit kekayaan sebanyak US$4,7 miliar tersebut mengatakan, pabrik baru di Subang akan lebih fokus menjual hasil produksinya ke luar negeri dengan komposisi ekspor 74 persen dan sisanya untuk pasar domestik.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berharap ekspansi Indorama akan mendukung program pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat kabupaten Purwakarta dan sekitarnya.
“Industri benang pintal sebagai industri hulu industri tekstil masih memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan terutama di Jawa Barat yang masih sangat kompetitif. Kami akan terus mengawal investasi industri tekstil yang merupakan industri prioritas yang sedang didorong pemerintah karena bersifat padat karya dan berorientasi ekspor," kata Franky dikutip dari CNN. (adm)