Alumni India Berharap Egoisme Dijauhkan dalam Menyikapi Perbedaan dalam Agama

2 min read
KH. Mujab Mashudi, PhD saat mengajar di Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan, Sumatera Utara (dok. pribadi)
BeritaDEKHO - Polemik antar berbagai komunitas dalam memahami perbedaan di bidang keagamaan sering berujung ke suasana bentrok dan konflik antar masyarakat.

Untuk itu, KH. Mujab Mashudi, PhD, alumni Aligarh Muslim University dari India, menghimbau agar menjauhkan egoisme antar pemeluk agama untuk menciptakan kerukunan dan kenyamanan di masyarakat.

"Saya kira masih ada ruang untuk berdialog dengan mereka. Lebih-lebih jika masing-masing pihak tidak egois dan bisa saling menahan diri. Tanpa saling memaksakan kehendak, pendapat, atau pandangan sendiri," katanya dalam sebuah diskusi di Grup Whatsapp Alumni India dan Asia Selatan, Minggu (1/11).

Diskusi bebas tersebut mengerucut pada pembahasan fenomena tren saling hujat antar kelompok yang menamakan diri Sunni dan Syiah belakangan ini di ruang pubik, internet maupun media sosial lainnya.

Para pengikut maupun kelompok luar yang berniat mengadu domba dua kelompok Islam itu harus menghindari diri dari usaha menciptakan suasana anarkisme yang dapat mengganggu ketenteraman publik.

Menurut Dosen Paskasarjana Universitas Islam Negeri Malang ini, pemeritah harus proaktif memfasilitasi dialog antar komunitas dalam Islam.

"Itu yang harus difasilitasi oleh pemerintah, Sehingga tidak timbul tindakan anarkhis. Kita tetap harus melihat sesama secara optimis dan positif dengan tetap mengedapakan prasangka baik, bahwa manusia bisa diubah melalui pendekatan yang berbeda-beda. Terakhir tentunya melalui jalur hukum dan undang-undang," jelas KH Mujab yang pernah menjadi tenaga pengajar di Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan, Sumatera Utara ini.

Dia berharap, sudah semestinya setiap keluarga di Indonesia membentengi diri dan anggota keluarganya dengan pemahaman yang baik soal agama.

"Makanya kita harus membentengi rumah kita, warga kita, dan anggota kita agar tidak terbawa oleh mereka.  Kita juga harus membuat warga menjadi 'kerasa' di rumah sendiri, Jangan sampai betah di tinggal di rumah orang lain," katanya.

Dalam pantauan www.beritadekho.com. turut berpartisipasi dalam diskusi grup itu, Yaser Amri, MA, Wakil Dekan III Fakultas Syari’ah IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, KH Taufiq, pengurus salah satu pesantren di Bogor, Julkifli Marbun, MA, redaktur di Republika.co.id, Yunita Ramadhani, praktisi kehumasan serta Alumni India dan Asia Selatan lainnya.

Post a Comment