Gerakkan Ekonomi Afghanistan, Pemerintah Taliban Gelar Rapat dengan Pengusaha dan Kadin Setempat

1 min read
Usai kembalinya ke tampuk kekuasaan, pemerintahan Taliban kini menghadapi isu ekonomi berkaitan dengan pembekuan aset negara di luar negeri oleh AS dkk.

Sebagaimana diketahui 70 persen lebih ekonomi Afghanistan bergantung pada bantuan luar negeri.

Kini Afghanistan diharuskan menciptakan ekonomi yang mandiri yang bebas dari utang dan inatervensi asing.

Menurut jubir Taliban Zabehullah Mujahid, pemerintahan Taliban akan menggelar rapat dengan para pengusaha, miliarder dan anggota Kadin setempat.

Komunikasi dengan pelaku usaha diharapkan dapat menghasilkan solusi yang tepat untuk swasembada ekonomi.

Di bidang pertanian, produk Afghanistan dilaporkan mengalami surplus sehingga pasar dalam negeri tidak bisa menampung hasil pertanian. Ekspor menjadi solusi satu-satunya.

Afghanistan juga akan melakukan rekonstruksi besar-besaran usai konflik. Untuk itu, pemerintahan Taliban telah melarang ekspor besi tua dan logam mulia ke luar negeri. Pengawasan pada pencegahan penyeludupan mata uang asing seperti dolar juga diperketat untuk menghindari jatuhnya mata uang lokal.

Sektor penerbangan juga sedang dipulihkan kembali. Beberapa bandara daerah di Herat dan Mazar-i-Sharif sudah mulai beroperasi dengan destinasi ke Uzbekistan, Tajikistan dan lain sebagainya.

Pemerintahan Taliban juga harus memikirkan penciptaaan lapangan kerja baru mengingat banyak kontraktor atau penerjemah asing yang selama ini bekerja dengan pasukan AS dkk kehilangan pekerjaan.

Beberapa warganet mendorong agar pemerintahan Taliban kembali memperkuat sektor industri tekstil yang pernah berjaya.

Industri pertahanan juga harus diperkuat dan akan dapa menciptakan lowongan kerja. Hal itu mengingat dalam waktu dekat pemerintahan Taliban akan kesulitan impor alutsista. 

Afghanistan harus mampu swasembada di bidang pertahanan sebagaimana Iran untuk memperkuat stabilitas negara yang berkesinambungan.

Post a Comment