Guru Sekolah Ini Belajar Teknologi Roket di LAPAN

2 min read
BeritaDEKHO - Sebanyak 53 guru SMA Negeri 21 Jakarta mengunjungi Pusat Teknologi Roket (Pustekroket) LAPAN di Rumpin, Bogor, Sabtu (3/2). Kunjungan ini merupakan rangkaian pelatihan dan studi lapangan terkait roket air.

Kepala Bagian Humas LAPAN, Jasyanto, dalam acara tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai edukasi dalam meningkatkan kemampuan pengetahuan pendidik terhadap teknologi. Ia menyampaikan bahwa roket merupakan salah satu kompetensi utama LAPAN. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat lomba roket air baik tingkat nasional dan Asia Pasifik.

Baca: Alternatif Wisata di Humbang Hasundutan

Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 21 Jakarta, Jundan Iskandar, dalam kunjungan tersebut berharap bahwa kegiatan ini akan meningkatkan pengetahuan para pendidik terkait dasar-dasar roket. Dengan demikian, pengetahuan tersebut dapat ditularkan kepada anak didik.

Dalam kunjungan tersebut, Kepala Bidang Diseminasi Pustekroket LAPAN, Lilis Mariani, mengatakan bahwa Pustekroket merupakan satu-satunya lembaga penelitian dan pengembangan roket di Indonesia. Ia berharap pelatihan roket air ini akan bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan para pendidik.

Baca: Negara dengan Kekayaan Alam Melimpah Cenderung Malas, Kata Jokowi

Lilis menjelaskan bahwa roket adalah wahana luar angkasa bekerja dengan berdasar aturan ilmiah yang disebut hukum Newton I, II, dan III tentang gerak. Hukum Newton III disebut hukum aksi reaksi yaitu untuk setiap tindakan (aksi), ada reaksi sama dan berlawanan. Pada roket kekuatan besar (aksi) yang dihasilkan oleh gas panas yang menembak ke belakang dari mesin roket menghasilkan gaya yang sama (reaksi) yang mendorong roket ke depan melalui ruang angkasa.

Baca: Ini Teknologi Baru yang Dikembangkan TNI-AD

Dalam kunjungan tersebut, Lilis juga menjelaskan mengenai sejarah roket yang diawali dengan penggunaan kembang api pada abad ke-13 di China. Dengan berjalannya waktu, perkembangan roket modern berrmula ketika seorang insinyur dari Amerika Serikat berhasil meluncurkan roket pertama pada 1926 di Auburn Massachusetts. Sementara itu, Indonesia, mulai mengembangkan roket pada 1963, dengan roket pertamanya yaitu Kartika. Beberapa roket yang dikemangkan LAPAN hingga 2017 antara lain RX 100, RX 150, RX 250, RX 320, dan RX 450. Ia mengatakan bahwa roket yang dikembangkan LAPAN bertujuan untuk membuat Roket Peluncur Satelit (RPS).

Baca: Haul Tokoh Sufi Batak, Alternatif Memperbanyak Kalender Wisata Danau Toba dan Bonapasogit

Dalam pelatihan tersebut, peserta belajar membuat roket air kemudian meluncurkannya. Roket air merupakan contoh roket yang paling sederhana dengan menggunakan teori dan prinsip kerja roket. Roket air dibuat dengan menggabungkan dua botol bekas minuman bersoda. Bagian ujung atas botol diberi plastisin sebagai pemberat. Sementara itu, bagian bawah dipasang sirip dari bahan infraboard untuk menjaga stabilitas terbang. (sumber/adm)

Nb. Yuk gabung IICH dan IMECH 

Post a Comment