Alumni India: Satyakirti

BeritaDEKHO - Satyakirti merupakan pendeta Buddha Sriwijaya yang diyakini pernah kuliah di India. (baca)

Banyak para pelajar dan biksu luar negeri yang datang untuk belajar dan memperdalam Buddha di Swarnadwipa. Selain itu, pertukaran pelajar antar negara juga sudah terjadi pada masa ini.

Hal ini sesuai dengan berita I-Tsing bahwa di Sriwijaya terdapat kurang-lebih 1.000 biksu yang belajar Buddha di bawah bimbingan biksu Sakyakirti.

Sakyakirti adalah pemuka agama Buddha terkenal yang berpengaruh di Sriwijaya. Nama Sakyakirti didapatkan dari cerita seorang pengembara Tiongkok yang bernama I-Tsing.

Sebelum I-Tsing berangkat ke Nalanda, ia singgah di Sriwijaya untuk memperdalam ilmu bahasa Sanskerta dan juga Buddha. Pada kesempatan itu, ia mengenal Sakyakirti.

Dalam tulisannya dia mengatakan:
"In the capital of Srivijaya who surrounded the fort, there are over a thousand Buddhist monks; diligently devote all his attention to religious knowledge and practice the teachings of Buddha. They do research and learn the science that existed at that time, no different than in Madhyadesa in India. Ceremonies and religious rules are the same in both places. Hence the Chinese monks who wanted to go to India to study religion and read original texts, should be settled in advance Sriwijaya for two or three months. In situ undergo training before leaving for India. Anyway there's a famous Buddhist monk and had roamed the five countries in India to increase their knowledge, named Sakyakirti" (baca

Meski Buddha menjadi agama resmi pemerintah saat itu, namun tidak ada larangan dan diskriminasi atas agama lain. Di bawah kekuasaan Sriwijaya, tidak pernah terjadi pergesekan sosial antara masyarakat beragama.

Dengan kata lain, Sriwijaya telah berhasil menciptakan kerukunan antar-umat beragama dan nilai-nilai integritas sosial.

Selama masa Kerajaan Sriwijaya, diketahui ada komunitas Tiongkok Islam di Bangka. M.F.S. Heidhues (1992:178) menulis bahwa pada 1823 M di Bangka pernah ada sekitar 4.000 Tiongkok Islam yang bekerja sebagai pekerja tambang (termasuk sejumlah kecil wanita dan anak-anak).

Jumlah mereka semuanya sekitar 9.000 orang, dan dari jumlah tersebut ada sekitar 754 klan (28 di antara mereka adalah Muslim). Benar adanya bahwa sejak pembukaan tambang timah pada 1709 M, ada banyak orang Tiongkok Daratan yang bermigrasi ke Bangka untuk bekerja sebagai penambang timah.

Karena pada umumnya tidak membawa istri-istri dan anak-anak, banyak dari mereka menikah dengan wanita pribumi yang pada umumnya memeluk Islam. (adm)

Lihat info alumni India lainnya di sini
Share on Google Plus

About peace

Berita Dekho (www.beritadekho.com) merupakan media nasional yang pada awalnya didirikan untuk mempromosikan potensi alumni Indonesia yang pernah kuliah dan menimba ilmu di India dan negara-negara Asia Selatan. Lihat info selanjutnya di sini

0 comments:

Post a Comment

loading...